Kata Erick Thohir soal Rugi Pertamina dengan Raksasa Migas Dunia

Kata Erick Thohir soal Rugi Pertamina dengan Raksasa Migas Dunia

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 28 Agu 2020 18:30 WIB
Kantor Pertamina
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir akhirnya buka suara soal kerugian PT Pertamina (Persero). Sebagaimana diketahui, BUMN migas ini mencatat rugi US$ 767,92 juta atau sekitar Rp 11,13 triliun (kurs Rp 14.500/US$) di semester I-2020.

Menurut Erick, nilai kerugian Pertamina lebih kecil dibandingkan perusahaan migas di dunia. Ia mengatakan, perusahaan-perusahaan seperti Exxon dan Eni menelan kerugian yang jauh lebih besar akibat pandemi virus Corona (COVID-19).

"Kalau Pertamina kan ruginya kelihatan. Kalau kita perbandingkan dengan Exxon dengan Eni, jauhlah kita. Perusahaan-perusahaan yang lain itu jauh lebih rugi," kata Erick ketika ditemui awak media usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Kamis kemarin (27/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia membeberkan kerugian Pertamina sudah bisa dilihat dengan adanya penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dengan kurs dolar yang terus menguat, lalu Pertamina harus menjual BBM subsidi, tentunya akan ada kerugian besar yang ditanggung.

"Khususnya buat Pertamina kan satu, karena kurs. Ya, kursnya kan sempat naik waktu itu. Kedua, juga waktu itu Pertamina beli minyak yang sebelumnya. Berarti waktu sebelumnya tiga bulan terus dijual dengan harga subsidi yang ini, ya pasti langsung kena," tegas Erick.

ADVERTISEMENT

Namun, ia yakin direksi dan komisaris Pertamina akan mencari jalan keluar yang terbaik dari kerugian besar yang ditanggung saat ini.

"Saya yakini, direksi Pertamina dan komisaris akan solid mencari jalan supaya Pertamina-nya lebih baik. Kita tunggu saja, kan nanti tinggal empat bulan mungkin kelihatan bukunya. Jadi tolong dibandingkan dengan perusahaan lain. Data-datanya ada," terang Erick.

Sementara, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mendesak direksi bergerak cepat membalikkan kinerja Pertamina agar bisa membukukan keuntungan di semester II tahun ini.

"Komisaris Pertamina wajib mengawasi setiap gerak kinerja perseroan agar kerugian di semester I bisa dikejar dan berubah menjadi keuntungan di akhir tahun ini," kata Eddy.

Eddy juga mengatakan, dalam rapat kerja mendatang antara Pertamina dengan DPR RI, ia bakal meminta penjelasan upaya Pertamina untuk meningkatkan kinerja perseroan.

"Pertamina adalah BUMN terbesar dan kebanggaan bangsa, oleh karenanya kita berharap agar dalam kondisi sulit ini, direksi Pertamina memiliki business plan yang jitu dan kredibel agar bisa kembali menuai keuntungan di akhir tahun 2020," jelasnya.




(acd/eds)

Hide Ads