Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimis pemerintah akan dapat merealisasikan target lifting minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (bph) pada tahun 2030. Menurutnya saat ini di Indonesia masih terdapat 68 dari 128 cekungan yang berpotensi mengandung minyak dan gas bumi (migas) yang belum di eksplorasi.
"Ke-68 cekungan tersebut sudah dalam perencanaan, sehingga dalam waktu beberapa tahun mendatang bisa memiliki data migas yang akurat, yang dapat menjadi daya tarik investor menanamkan investasinya," ujar Arifin dalam keterangan tertulis, Selasa (15/9/2020).
"Kita memang punya program jangka panjang supaya bisa me-recovery kembali target produksi, target lifting kita. Kita sudah punya program sebetulnya di mana tahun 2030 nantinya kita harus bisa menghasilkan produksi minyak 1 juta barel per hari," imbuhnya/
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah pandemi ini, lanjut Arifin, lifting migas relatif menurun. Kebutuhan energi juga menurun seiring perlambatan kegiatan ekonomi, sehingga berbagai situasi tersebut perlu diantisipasi.
"Kita juga mengantisipasi bahwa rencana untuk melelang 12 wilayah kerja baru, harus kita sesuaikan dulu jadwalnya, karena daya tarik bisnis menurun, harga minyak menurun, tentu investasi harus dilakukan penyesuaian," ungkapnya.
Dia menuturkan Kementerian ESDM melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tetap akan berupaya mencapai target 1 juta bopd pada tahun 2030 tersebut dengan menerapkan beberapa strategi.
"Pertama mengedepankan strategi eksplorasi yang masif dan intensif, kedua mendorong dan mengkampanyekan penerapan enhanced oil recovery (EOR) di lapangan mature, dan ketiga mengakselerasi monetisasi proyek-proyek utama, sehingga mempercepat potensi sumberdaya menjadi lifting," jelasnya.
Sebagai informasi, dalam rangka merealisasikan peningkatan produksi migas di masa mendatang, SKK Migas dan kontraktor migas berkomitmen untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi, salah satunya adalah pelaksanaan survei seismik 2D terbesar di Asia Pasifik melalui Komitmen Kerja Pasti Wilayah Kerja Jambi Merang yang saat ini sudah mencapai 23.705 km atau sebesar 79% dari target 30.000 km yang akan selesai pada bulan Juli 2020.
Pelaksanaan survei seismik tersebut melewati area yang berpotensi menjadi penemuan besar (giant discovery), sebagai salah satu langkah SKK Migas untuk menemukan wilayah kerja migas baru untuk menopang produksi migas yang berkelanjutan.
(mul/mpr)