Dirut Perum Percetakan Uang RI (Peruri) Dwina Septiani dicecar sejumlah pertanyaan oleh anggota Komisi VI DPR soal Rp 500 miliar yang disinggung Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok baru-baru ini.
Pertanyaan seputar isu tersebut dilempar anggota Komisi VI saat rapat dengar pendapat kemarin. Sebab Ahok belum lama ini mengungkapkan kekesalannya terhadap Perum Peruri. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut perusahaan pencetak rupiah itu meminta dana Rp 500 miliar untuk proyek digitalisasi di Pertamina.
"Terkait Peruri, Bu, kemarin kita juga dengar apa yang disampaikan Pak Ahok, Ibu dengar ibu lihat. Kami ingin klarifikasi saja terkait paperless yang dilakukan Pertamina dalam rangka efisiensi. Kami dengar dari media bahwa Peruri itu minta Rp 500 miliar," kata Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam dalam rapat tersebut, Senin (28/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Borok Pertamina Dibongkar Ahok |
Dirinya tidak mau masalah yang diangkat Ahok itu menjadi isu liar di masyarakat. Oleh karena itu Peruri diharapkan bisa memberikan penjelasan.
"Kami pengin mendapatkan penjelasan dari panjenengan itu betul tidak begitu. Mohon maaf, dan kalau memang betul apa alasannya ini? Jangan ini jadi isu-isu liar di masyarakat bahwa Peruri ini mau merampok uang rakyat di tengah pandemi, di tengah kondisi masyarakat kita yang nyari makan saja susah tapi mau merampok keuangan negara dengan cara yang sistematis," ujarnya.
Anggota Komisi VI DPR RI La Tinro La Tunrung juga meminta penjelasan soal heboh Peruri meminta Rp 500 miliar kepada Pertamina.
"Tadi sudah disampaikan adanya isu-isu yang mengatakan bahwa ada permintaan Peruri sejumlah Rp 500 miliar ke Pertamina. Nah apakah isu ini benar? kalau benar akan dimanfaatkan atau digunakan uang itu ke mana dengan Rp 500 miliar tersebut?," tambahnya.
Jawaban bos Peruri di halaman selanjutnya.
Simak Video "Peruri Minta Maaf, Ungkap Alasan Sistem e-Meterai Tak Bisa Diakses"
[Gambas:Video 20detik]