Elpiji 3 Kg Langka, Warga Bengkulu Serbu Jatah Operasi Pasar

Elpiji 3 Kg Langka, Warga Bengkulu Serbu Jatah Operasi Pasar

Hery Supandi - detikFinance
Selasa, 13 Okt 2020 14:24 WIB
Antrean operasi pasar Elpiji 3 kg di Bengkulu
Foto: Hery Supandi/detikcom: Antrean operasi pasar Elpiji 3 kg di Bengkulu
Bengkulu -

Sejak sebulan terakhir elpiji 3 kg mulai langka di Bengkulu, kalaupun ada harganya dua kali lipat hingga Rp 40 ribu. Mengatasi kondisi tersebut Dinas Perindustrian Kota Bengkulu melakukan operasi pasar di empat kecamatan.

Operasi pasar ini diserbu warga, salah satunya di Kecamatan Ratu Agung kota Bengkulu. Warga mulai antre sejak pukul 08.00. Pihak kecematan membatasi untuk satu kepala keluarga hanya mendapat satu tabung gas elpiji 3 kg dan harus membawa kartu keluarga.

Yunita, salah satu warga, mengatakan terpaksa harus ikut mengantre karena kesulitan mendapatkan gas 3 kg yang telah hilang di pasaran sejak sebulan lalu, yunita mengaku kalaupun ada harganya mencapai 40 ribu rupiah untuk isi ulangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terpaksa ngantre dan harus membawa KK agar bisa dapat membeli di operasi pasar ini, kami berharap gas 3 kg tidak langka lagi agar kami bisa memasak," ujar Yunita kepada detikcom (13/10).

Sementara itu Camat Ratu Agung, Subhan Gusti Hendri mengatakan pembatasan pembelian warga agar semua warga kurang mampu bisa mendapatkan 560 tabung gas Elpiji 3 Kg yang tersedia dalam operasi pasar

ADVERTISEMENT

"Setiap warga yang datang diwajibkan membawa foto Copy kartu keluarga dan hanya yang tertera di dalam KK yang bisa membeli gas," kata Subhan saat dikonfirmasi.

Subhan juga meminta agar warga yang mampu untuk tidak ikut membeli di operasi pasar ini, karena tabung gas 3 Kg hanya diperuntukan bagi warga miskin atau kurang mampu, dan harga dalam operasi pasar ini hanya Rp 15.300.

Sementara itu selama bulan Oktober, Pertamina melalui Marketing Operation Region II Sumbagsel melakukan penambahan alokasi tabung LPG subsidi 3 kg lebih dari 80 ribu tabung tabung atau 241 Metrik Ton (MT) di Provinsi Bengkulu. Tambahan mencapai 6 % dibandingkan pasokan bulan September sebesar 3786,6 MT, menjadi 4027 MT di bulan Oktober.

"Pasokan tambahan ini dilakukan secara bertahap selama bulan Oktober, atau sudah melebihi pasokan harian rata-ratanya selama Bulan September, " jelas Region Manager Comm, Relation & CSR Sumbasel, Dewi Sri Utami, Senin kemarin (12/10).

Karena itu, Dewi kembali mengimbau masyarakat yang berhak untuk membeli LPG subsidi 3 Kg sesuai kebutuhan dan tidak membeli dalam jumlah berlebih, apalagi Pertamina menjamin ketersediaan pasokan dan terus memantau pasokan di jalur distribusi resmi Pertamina yakni di Agen dan Pangkalan.

"Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas (LPG), bahwa fungsi pengawasan Pertamina sebagai badan usaha yang ditunjuk untuk menyalurkan LPG bersubsidi adalah mulai dari Stasiun Pusat Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE), Agen hingga Pangkalan. Artinya, titik poin terakhir pendistribusian adalah di pangkalan, bukan di pengecer ataupun warung," ungkap Dewi.

Masyarakat dapat membeli LPG subsidi ini langsung di pangkalan LPG resmi Pertamina, dengan harga sesuai Surat Keputusan (SK) Walikota atau Bupati setempat. Ciri-ciri pangkalan LPG resmi Pertamina adalah adanya plang yang mencantumkan nama pangkalan, nomor registrasi pangkalan, menyebutkan Harga Eceran Tertinggi (HET), serta menyebutkan kontak pangkalan serta Call Center 135 Pertamina.

Langsung klik halaman selanjutnya


Meski pengawasan resmi hanya sampai di pangkalan, Pertamina juga terus berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan di wilayah terkait untuk pengawasan penjualan LPG di tingkat pedagang eceran yang diluar ranah Pertamina.

Karena sebagaimana diatur dalam Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2009 Pasal 33 disebutkan, pada pelaksanaan pengawasan penyediaan dan pendistribusian LPG oleh Direktur Jenderal, dimana dapat membentuk tim pengawasan penyediaan dan pendistribusian LPG. Adapun tim pengawasan tersebut melibatkan semua pihak dari pemerintah tingkat Provinsi hingga Kelurahan.

"Kami berharap pengawasan ini dilakukan bersama-sama oleh pemangku kepentingan terdekat dengan masyarakat, sehingga pasokan LPG reguler maupun fakultatif jika ada dan yang jumlahnya sangat besar ini tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan dengan melakukan penimbunan atau memainkan harga di tingkat eceran," jelas Dewi.

Dewi mengungkapkan, aparat yang berwenang dapat menindak dengan sanksi tegas bagi pelaku penimbunan atau penyimpanan barang bersubsidi, sebagaimana diatur dalam Permen ESDM Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Penyediaan Dan Pendistribusian LPG Tabung 3 Kilogram.

"Pasal 16 disebutkan, Badan Usaha dan masyarakat yang melakukan melakukan penimbunan dan atau penyimpanan dan penggunaan LPG subsidi yang bertentangan dengan ketentuan dikenakan sanksi sesuai aturan perundang-undangan," ujarnya.

Dewi Kembali mengingatkan LPG 3 Kg merupakan LPG subsidi yang peruntukannya diatur untuk rumah tangga pra sejahtera, yakni masyarakat yang memiliki penghasilan di bawah Rp1,5 juta per bulan, serta kegiatan usaha kecil dan mikro. Untuk masyarakat golongan mampu, dapat menggunakan elpiji non subsidi, seperti Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg.

Untuk informasi tambahan mengenai produk dan layanan, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center 135.


Hide Ads