Disentil DPR Aceh, Stiker Sindiran 'Minum' BBM Subsidi Dicabut

Disentil DPR Aceh, Stiker Sindiran 'Minum' BBM Subsidi Dicabut

Agus Setyadi - detikFinance
Jumat, 16 Okt 2020 17:40 WIB
Stiker BBM Bersubsidi bernada menyentil pengguna
Foto: Dok. PT Pertamina (Persero)
Aceh -

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mencabut Surat Edaran (SE) tentang Program Stickering. Pencabutan aturan stiker sindiran bagi pengguna BBM bersubsidi dilakukan setelah menuai kritikan dari DPR Aceh.

Edaran pencabutan SE nomor 540/9186 diteken Nova pada Kamis 15 Oktober kemarin. Surat tersebut ditujukan ke bupati/wali kota serta tembusan ke berbagai pihak termasuk Mendagri dan Menteri ESDM.

Pada poin pertama surat dijelaskan, pencabutan SE sebelumnya dilakukan berdasarkan usulan DPR Aceh. Pihak legislatif menilai pelaksanaan program tersebut di lapangan belum efektif sehingga perlu dicabut dan ditinjau kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selanjutnya agar pihak Pertamina mengambil langkah-langkah evaluasi dan melanjutkan distribusi BBM bersubsidi sebagaimana masa program stickering belum diberlakukan," bunyi poin kedua seperti dikutip detikcom, Jumat (16/10/2020).

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Aceh, Mahdinur, mengatakan, tujuan diterbitkannya program stikering adalah untuk adanya ketertiban dalam penyaluran BBM jenis premium dan solar bersubsidi.

ADVERTISEMENT

"Karena memang BBM dua jenis tersebut oleh pemerintah kuotanya dibatasi, dan lebih diperuntukan kepada yang lebih tepat sasaran seperti mobil niaga, kendaraan umum labi-labi, mobil dengan ron rendah," kata Mahdinur dalam keterangan tertulis.

Mahdi menjelaskan, selama dua bulan pelaksanaannya ada pihak yang tidak setuju dengan program tersebut. Dia mengklaim program stickering mampu mengurangi antrean di SPBU.

"Karena itu dengan segala pertimbangan yang ada, maka Plt gubernur mengambil keputusan untuk mengevaluasi kembali surat edaran itu," ujar Mahdinur.

Langsung klik halaman selanjutnya

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Aceh mewajibkan stiker khusus untuk mobil-mobil yang 'minum' premium maupun biosolar. Isi stiker tersebut bernada sindiran, menyentil orang-orang yang tergolong mampu namun tetap mengisi BBM tersebut.

Untuk stiker BBM Premium bertuliskan, 'kendaraan pengguna premium' pada bagian atas. Di bawahnya terdapat tulisan merah mencolok yang isinya 'bukan untuk masyarakat yang pura-pura tidak mampu'. Pada bagian paling bawah dituliskan nomor SE Gubernur Aceh.

Sedangkan stiker Biosolar dibuat berbeda. Pada bagian atas ditulis 'kendaraan pengguna solar subsidi'. Tulisan di bawahnya yaitu 'subsidi untuk rakyat, bukan untuk penimbun yang jahat'. Kiri kanan kedua stiker memuat logo Pemerintah Aceh, BPH Migas serta Pertamina.

Aturan penempelan stiker itu tertuang dalam surat edaran Gubernur Aceh no. 540/9186 tahun 2020 tentang Program Stikering pada kendaraan sebagai Strategi Untuk Penyaluran Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) yang Tepat Sasaran. Dalam program ini, mobil yang boleh mengisi BBM bersubsidi hanya yang ada tertempel stiker.

"Untuk tahap pertama ini kita pasang 156 ribu stiker selama 7 hari. Setelah tujuh hari, pengguna kendaraan yang ingin mengisi BBM subsidi wajib mencetak sendiri stiker," kata Branch Menager PT Pertamina (Persero) Banda Aceh, Ferry Pasalini dalam konferensi pers, Rabu (19/8).


Hide Ads