Nelayan di Sumsel Bisa Hemat Rp 735 Ribu/Bulan, Apa Rahasianya?

Nelayan di Sumsel Bisa Hemat Rp 735 Ribu/Bulan, Apa Rahasianya?

Raja Adil Siregar - detikFinance
Sabtu, 17 Okt 2020 23:49 WIB
Nelayan di Musi Banyuasin mendapat konverter kit BBM ke BBG
Foto: Dok. Pemkab Banyuasin: Bupati Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex saat menyalurkan bantuan kepada nelayan tradisional
Palembang -

Ekonomi yang sulit di tengah pandemi COVID-19 sudah mulai dirasakan para nelayan di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Mengatasi masalah itu, Pemerintah mengalihkan bahan bakar perahu dari BBM ke BBG.

Salah satu upaya konversi bahan bakar itu dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Ada 1.036 nelayan mendapat bantuan konversi untuk bahan bakar perahu yang disalurkan Kementerian ESDM.

Bupati Musi Banyuasin, Dodi Reza menilai konversi dari BBM ke BBG adalah bentuk dukungan membangkitkan ekonomi para nelayan. Salah satunya biaya operasional akan lebih murah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama, harga BBG lebih murah dari BBM per liternya. Tentunya penghematan biaya operasional perahu menggunakan gas LPG bisa mencapai 80%. Sehingga bisa menjadi lebih murah," tegas Dodi kepada wartawan, Jumat (16/10/2020).

Melalui konverter kit, nelayan dapat mulai mengkonversikan BBM ke BBG. Di mana untuk tabung gas LPG 3 Kg setara dengan 5-10 liter bahan bakar normal yang harus dikeluarkan nelayan.

ADVERTISEMENT

"Konverter Kit ini mengkonversikan tabung LPG 3 Kg, ini setara dengan 5-10 liter BBM. Hingga konversi dapat membantu nelayan berhemat biaya operasionalnya. Diketahui 70% biaya operasional para nelayan untuk bahan bakar," katanya.

Dodi kemudian mencatat penghematan anggaran yang dikeluarkan nelayan. Di mana dari hitungan menggunakan bahan bakar bensin harga jualnya Rp 6.500/liter dengan estimasi penggunaan 5 liter/hari.

Jika ditotalkan, biaya setiap bulan yang harus dikeluarkan nelayan Rp 975.000. Namun jika menggunakan LPG, estimasi biaya lebih murah atau hanya sekiyar Rp 240.000/bulan.

"Menggunakan LPG harga Rp 18.000/3 Kg estimasi kebutuhan 1,2 Kg/hari, anggaran setiap bulan yang dikeluarkan sebesar Rp 240.000. Artinya nelayan bisa menghemat Rp 735.000 setiap bulannya," imbuh Dodi.

Program konversi dsri BBM ke BBG menjadi prioritas pemerintah daerah dan pusat untuk masyarakat miskin dan pra miskin. Bagi nelayan, pemberian konverter kit ini hanya untuk kapal perikanan kecil yang memiliki kapasitas 5 hp sampai dengan 7,5 hp yang dinilai lebih ramah lingkungan.

Adapun program konversi BBM ke BBG ini merupakan program perdana di Kabupaten Musi Banyuasin. Sehingga hal ini menjadi program yang bermanfaat bagi nrlayan di Bumi Serasan Sekate.

Langsung klik halaman selanjutnya

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Alimuddin Baso menilai program konversi BBM ke BBG sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Liquified Petroleum Gas (LPG) Tabung 3 Kg untuk Kapal Penangkap ikan Bagi Nelayan Sasaran.

Musi Banyuasin sendiri menjadi daerah pertama dari 42 kabupaten/kota yang menerima bantuan tersebut di tengah pandemi COVID-19. Bantuan ini adalah barang milik negara diserahkan untuk masyarakat, khususnya nelayan di Musi Banyuasin.

"Program ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada nelayan. Khususnya kepada nelayan di Musi Banyuasin. Tentu program ini bisa terlaksana dengan baik berkat sinergitas antara pemerintah pusat dengan pemda dan komisi VII DPR RI," kata Alimuddin.

Ia optimis lewat program tersebut nelayan tradisional dapat lebih sejahtera. Apalagi biaya operasional yang tinggi telah dapat solusi dengan konversi dari BBM ke BBG.

Penyaluran sendiri dilakukan bertahap di Musi Banyuasin mulai sejak kemarin. Di mana pada penyaluran pertama terlihat hadir Pimpinan Komisi VII DPR RI, Alex Noerdin yang juga mantan gubernur dua periode di Sumsel.


Hide Ads