Harga Minyak Mentah RI Naik Jadi US$ 38,07 Per Barel, Ini Sebabnya

Harga Minyak Mentah RI Naik Jadi US$ 38,07 Per Barel, Ini Sebabnya

Inkana Putri - detikFinance
Sabtu, 14 Nov 2020 22:01 WIB
Harga Minyak Mentah AS Di Bawah Nol, Pembeli Tidak Bayar Malah Ditawari Uang
Foto: DW (News)
Jakarta -

Kementerian ESDM mencatat kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) pada bulan Oktober sebesar US$ 0,64 per barel. Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 225 K/12/MEM/2020, ICP bulan Oktober 2020 ditetapkan sebesar US$ 38,07 per barel atau naik dari bulan sebelumnya sebesar US$ 37,43 per barel.

Adapun kenaikan ini menyusul membaiknya marjin produk light distillate di pasar Asia Pasifik. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan kenaikan ICP bulan ini tidak sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah dunia.

"Justru harga minyak di pasaran global mengalami penurunan," ujar Agung dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini ia sampaikan di Jakarta pada Rabu (11/11). Ia menjelaskan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun dari US$ 39,63 per barel menjadi US$ 39,55 per barel. Sama halnya dengan jenis (dated) Brent yang juga mengalami penurunan dari US$ 41,87 per barel menjadi US$ 41,52 per barel.

"Penurunan juga terjadi pada Basket OPEC dan Brent (ICE) masing - masing jadi US$ 40,25 per barel dan US$ 41,52 per barel," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, salah satu faktor yang berpengaruh kuat terhadap pergerakan minyak mentah dunia adalah kekhawatiran pelaku pasar seiring peningkatan kasus COVID-19, terutama di Eropa. Peningkatan tersebut kemudian menyebabkan lockdown kembali diterapkan sehingga semakin meredupkan prospek permintaan minyak.

Diagnosa COVID-19 pada Presiden Amerika Serikat (AS) juga menjadi pemicu di samping perlemahan pasar tenaga kerja di AS. Dalam hal ini, AS akan melanjutkan kembali negosiasi paket stimulus fiskal usai pemilihan Presiden.

Berdasarkan laporan OPEC Oktober 2020, permintaan minyak mentah global diproyeksi akan menurun sebesar 9,5 juta bopd dan pasokan minyak mentah global meningkat sebesar 310.000 bopd

Adapun hal ini merupakan hasil dari pulihnya produksi minyak mentah AS. Tercatat produksi minyak mentah AS yang mencapai 11,1 juta bopd, tertinggi sejak Juli, dengan rekor kenaikan per minggu sebesar 1,2 juta bopd.

Baker Hughes melaporkan peningkatan operasional oil rig di AS, 221 oil rig, tertinggi sejak bulan Mei. Terakhir, menguatnya nilai tukar Dollar AS mengakibatkan investor mengalihkan investasi mereka dari pasar komoditas.

Faktor lainnya adalah berlanjutnya produksi minyak mentah dari Norwegia usai berakhirnya aksi mogok kerja pekerja offshore oil & gas dan peningkatan pasokan OPEC+, terutama pasokan Arab Saudi dan Rusia, termasuk peningkatan produksi dari negara-negara OPEC yang dikecualikan dari kuota pemotongan produksi (Iran, Venezuela dan Libya).

Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh stok minyak mentah China yang tinggi. Hal ini disebabkan karena China telah membeli minyak mentah dalam jumlah besar pada musim semi lalu, saat harga minyak mentah rendah.

"Penurunan tingkat pengoperasian kilang di Asia, dengan tingkat operasional di Jepang turun ke level 70% dan Korea Selatan turun ke level 60%, juga menyebabkan penurunan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik," pungkasnya.

(akn/hns)

Hide Ads