.webp)
BPH Migas dan Pertamina harus bahu membahu untuk merealisasikan program BBM Satu Harga. Sebagai regulator, Kepala BPH Migas M. Fanshurullah mengapresiasi kerja sama yang telah berlangsung sejak 2017 ini. Selama bekerja bareng Pertamina, dia menganalogikan kerja bareng tersebut bak permainan Lionel Messi dan Benzema.
"Kerja sama luar biasa. BPH Migas yang menugaskan Pertamina, BPH yang mengasih kuota dan memberikan pengawasan dan dalam Permen 36, BPH yang memberi sanksi. Misalnya menyalahgunakan BBM subsidi untuk industri, kalau ketahuan BPH, bisa ditegur dan dikurangi kuotanya. Itulah yang saya sampaikan sebagaimana Lionel Messi dan Benzema," ucapnya sambil tersenyum kepada detikcom, Sabtu (12/12/2020).
Dia pun melanjutkan, sama seperti permainan bola terkadang offside atau kesalahan terjadi di lapangan. Salah satunya terkait digitalisasi nozzle SPBU Pertamina yang molor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulai Juli 2018 komitmen awal, lalu 1 bulan bergeser lagi, 1 tahun bahkan sampai 2 tahun tapi kan biasa itu. Tapi kita apresiasi meski terlambat dan memang diimplementasi itu gak gampang," sambungnya.
Kendati demikian, terlepas dari hal tersebut, dia tetap meminta komitmen Pertamina untuk total dalam menjalankan program BBM Satu Harga ini. Utamanya, tidak melakukan penyelewengan distribusi BBM yang mengakibatkan dikuranginya kuota penyaluran BBM di wilayah tersebut.
"Kita apresiasi dalam usia yang ke 63 tahun di samping pertumbuhan ekonomi dikawal yang paling penting mewujudkan keadilan energi. Pertumbuhan ekonomi tanpa keadilan energi itu pertumbuhan yang semu," tegas.
Sebagai informasi, hari ini Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) meresmikan 44 lembaga penyalur BBM Satu Harga di berbagai wilayah di Indonesia.
(mul/mpr)
