Realisasi investasi sektor minyak dan gas bumi (migas) pada tahun 2020 tercatat US$ 12,09 miliar atau sekitar Rp 169,26 triliun (kurs Rp 14.000). Realisasi tersebut di bawah target tahun lalu sebesar US$ 13,63 miliar.
"Pada tahun 2020, investasi mencapai US$ 12,09 miliar," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam teleconference, Senin (18/1/2021).
Sementara, realisasi lifting minyak 707 ribu barel per hari (bopd) di atas target 705 ribu bopd. Kemudian, lifting gas 975 ribu barel setara minyak (boepd) atau di bawah target 992 ribu boepd.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investiasi migas tahun 2021 ditargetkan US$ 17,59 miliar. Adapun komposisinya, untuk hulu sebesar US$ 12,38 miliar dan hiliar US$ 5,2 miliar.
"Kami menagetkan US$ 17,59 miliar kurang lebih adalah peningkatan 45% 2020 dengan kontribusi dari hulu sebesar US$ 12,38 miliar dan dari hilir 5,2 miliar. Dari hilir ini sebagian besar untuk refinery yang baru di Tuban dan refinery di beberapa pengilangan yang sudah berjalan saat ini untuk perbaikan kapasitas," katanya.
Lifting minyak tahun ini ditargetkan 705 ribu bopd. Sementara, lifting gas 1.007 ribu boepd. Selanjutnya, Indonesia Crude Price (ICP) diproyeksi rata-rata US$ 45 per barel.
"Lifting migas saat ini diupayakan tidak turun diperkirakan pada tahun 2021 705 ribu bopd dan gas bumi 1.007 ribu boepd. Dengan demikian total lifting migas 1,7 juta boepd," katanya.
Baca juga: Raksasa Migas AS Ini Akhirnya Bangkrut |