Kementerian ESDM mencanangkan sejumlah program besar pada Subsektor Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) selama tahun 2020-2024. Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, Subsektor EBTKE menjadi salah satu sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bernilai cukup besar.
"Program strategis subsektor Ketenagalistrikan dan EBTKE cukup besar pada tahun 2020-2024 antara lain pembangkit listrik sebesar 24,3 GW di antaranya 4,7 GW dari EBTKE kemudian kita akan melakukan peningkatan rasio elektrifikasi sebesar 99,9%," urai Arifin dikutip keterangan tertulis, Rabu (20/1/2021).
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (19/1), Arifin mengatakan pemerintah juga akan melaksanakan program konversi pembangkit listrik BBM ke gas bumi untuk 52 pembangkit yang tersebar di 200 lokasi dan pembangunan 22.000 unit Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU TS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk hal lain yang mendukung, kita akan melakukan evaluasi RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) bersama DEN (Dewan Energi Nasional), kemudian melanjutkan program uji coba demo plant green diesel dan bioavtur dengan BUMN. Kita juga akan melakukan pemetaan potensi EBT antara lain PLT Bayu, Hidro dan PLT Biomassa di 5 provinsi," timpal Arifin.
Terkait upaya meningkatkan konservasi energi, Arifin menjabarkan pemerintah akan menerapkan pemantapan manajemen energi dan konservasi energi untuk pencapaian target penghematan energi 17% pada tahun 2025.
Dalam RDP dengan Komisi VII DPR, Arifin turut memaparkan kinerja subsektor EBTKE. Di tahun 2020 ada peningkatan kapasitas pembangkit EBT sebesar 176 MW dari tahun sebelumnya, menjadi 10.467 MW. Selanjutnya penyerapan biodiesel sebesar 8,46 juta kl yang diperkirakan mampu menghemat devisa senilai Rp 38,31 triliun, dan PLTS Terapung Cirata 145 MW yang telah dimulai pembangunannya per 17 Desember 2020.
"Subsektor EBTKE menyumbang US$ 1,4 miliar untuk investasi dan Rp 2 triliun untuk PNBP," ulas Arifin.
(akn/hns)