PLN Mau Sulap Pembangkit Batu Bara Jadi Pakai Sampah, Bisa Ya?

PLN Mau Sulap Pembangkit Batu Bara Jadi Pakai Sampah, Bisa Ya?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 22 Jan 2021 15:51 WIB
PLTU Tanjung Sebatak PLN
Ilustrasi Foto: Rengga Sancaya/detikcom
Jakarta -

PT PLN (Persero) meneken Nota Kesepahaman Penyediaan Biomassa untuk PLTU Batu Bara dengan PTPN III dan Perum Perhutani siang ini. Melalui nota kesepahaman ini, PLN bakal mendapat pasokan biomassa dari PTPN dan Perhutani.

Direktur Mega Proyek PLN Ikhsan Asaad mengatakan dalam rangka mengejar target bauran energi baru terbarukan 23% di 2025, PLN menjalankan cofiring baru bara. Cofiring yakni mengganti sebagian batu bara dengan biomassa.

"Inisiatif cofiring sudah dimulai sejak tahun 2017 dan uji coba mulai dilaksanakan 2019 serta pada tahun 2020 melalui tranformasi program green PLN telah diindenfikasi sebanyak 52 lokasi PLTU PLN dengan kapasitas 18.154 MW berpotensi dilakukan cofiring dengan biomassa," katanya dalam acara penandatanganan nota kesepahaman, Jumat (22/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, sebagian bahan bakar batu bara akan diganti biomassa berupa tanaman energi ataupun sampah. Adapun kebutuhan biomassa mencapai 9 hingga 12 juta ton per tahun.

"Sebagian volume batu bara untuk PLTU akan akan disubtitusi biomassa jenis tanaman energi ataupun sampah dengan kebutuhan biomassa mencapai sektiar 9 sampai 12 juta ton setahun," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, implementasi cofiring akan dilakukan secara bertahap dan ditargetkan selesai pada tahun 2024. Sampai 2020, PLN telah melakukan uji coba sebanyak 29 lokasi PLTU.

"Dari 52 tersebut ada 6 lokasi PLTU yang sudah memasuki komersial operation," katanya.

Tahun ini, PLN berencana melakukan uji coba pada 17 PLTU dan menerapkan pada 17 lokasi PLTU. Dia menambahkan, adapun ruang lingkup nota kesepahaman ini ialah terkait ketersediaan bahan baku dan analisis rantai pasok. Kemudian, akan dilanjutkan kerja sama berikutnya yakni penyediaan bahan bakar biomassa.

"Adapun MoU yang kita laksanakan hari ini antara lain ruang lingkupnya yaitu ketersediaan bahan baku berikut analisis rantai pasok yang efisien dan sustain. Kemudian bentuk kerja sama sebagai referensi dalam pengembangan tahapan selanjutnya dan rencana implementasi kerja sama penyediaan bahan bakar biomassa untuk PLTU PLN," ujarnya.

Tidak Tambah Pembangkit

Sebanyak 52 PLTU PT PLN (Persero) yang menggunakan batu bara bara akan diganti sebagian bahan bakarnya menggunakan dengan biomassa. Biomassa ini berasal dari tumbuhan energi ataupun sampah.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, langkah tersebut sebagai upaya untuk mengejar bauran energi baru terbaru (EBT) sebanyak 23%. Dia menuturkan, penggantian bahan bakar ini tidak berarti membangun pembangkit baru.

"Dan dari sisi biaya kita paham dengan menggunakan biomassa, biayanya lebih kepada opex daripada pembangkitan PLTU. Namun kita tidak perlu menambah capex dalam arti pembangunan pembangkit baru," katanya dalam teleconference, Jumat (22/1/2021).

Zulkifli menuturkan, pihaknya menggunakan pembangkit yang sudah terpasang. Adapun porsi batu bara itu dalam pembangkit tersebut akan dipangkas sampai 10%.

"Jadi kita gunakan pembangkit-pembangkit PLTU yang ada, yang sudah terpasang, yang sudah sudah beroperasi hanya menggunakan bauran 5-10% dari batu baranya. Itulah yang menjadi sumber energi primer daripada PLTU milik PLN yang akan datang, lebih bagaimana memfokuskan daripada opex sementara capexnya sudah terpasang, sudah operasi di tempat-tempat seluruh Indonesia," paparnya.

PLN sendiri baru meneken nota kesepahaman dengan Perum Perhutani dan PTPN III terkait penyediaan biomassa untuk PLTU. Dia berharap, nota kesepahaman itu segera ditindaklanjuti.

"Kami sungguh terimakasih kesediaan bapak ibu PTPN III dan dari Perhutani yang berkenan melakukan perjanjian kerjasama, MoU yang nantiya kita tindaklanjuti secara konkret di waktu-waktu akan datang," terangnya.




(acd/ang)

Hide Ads