Bos Pertamina Buka-bukaan soal Proyek Bermasalah yang Disinggung Ahok

Bos Pertamina Buka-bukaan soal Proyek Bermasalah yang Disinggung Ahok

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 10 Feb 2021 15:33 WIB
Dirut Pertamina Nicke Widyawati
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengendus hal yang tidak beres dalam kontrak jual beli gas alam cair (LNG) yang dilakukan perusahaan.

Mengutip CNBC Indonesia, Pertamina memiliki dua kontrak jual beli LNG yang diduga bermasalah. Salah satunya perjanjian dengan dengan Anadarko Petroleum Corporation pada Februari 2019.

Dalam perjanjian itu Pertamina akan membeli LNG dari Mozambik LNG1 Company Pte Ltd, entitas penjualan bersama yang dimiliki Mozambik Area 1 co-venturer. Perjanjian itu berlaku untuk 1 juta ton LNG per tahun (MTPA) dengan jangka waktu 20 tahun dan direncanakan mulai dipasok pada 2024 mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok mengatakan, pihaknya memang tengah melakukan audit internal untuk perjanjian jual beli LNG Pertamina yang bermasalah itu. "Kami sedang nunggu hasil internal audit," ungkapnya kepada CNBC Indonesia pada 12 Januari 2021.

Ahok juga mengakui akan dua kontrak perjanjian jual beli LNG yang tengah diaudit. Namun dirinya enggan menjelaskan secara rinci. "Kami periksa dua kontrak. Nanya ke Corcom (Corporate Communication Pertamina) saja," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Akhirnya, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Dirut Pertamina Nicke Widyawati buka suara. Dia menjelaskan kontrak itu sebetulnya sudah mulai dibicarakan sejak tahun 2013. Kemudian, kedua perusahaan menandatangani Head of Agreement (HoA) pada 8 Agustus 2014.

Lalu, keduanya melakukan negosiasi perjanjian jual beli alias SPA pada 2017. Rencananya, Pertamina membeli LNG dari Mozambique LNG1 Company Pte Ltd yang merupakan entitas penjual gas produksi anak usaha Anadarko, Mozambique Area 1.

SPA terkait kerja sama tersebut selesai pada 2018 dan ditandatangani pada 2019 dan hasil LNG akan dikirim mulai 2025.

"Secara garis besar kontrak 1 juta ton per tahun itu setara 17 kargo selama 20 tahun. Ini mulai dikirim 2025," ucap Nicke dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (9/2/2021).

Apalagi penjelasan Nicke terkait pernyataan Ahok? simak halaman selanjutnya.

Simak video '3 Pukulan Telak Corona Buat Pertamina, Apa Saja?':

[Gambas:Video 20detik]



Nicke menjelaskan kontrak jangka panjang ini dilakukan menggunakan perhitungan neraca gas 2018, di dalamnya menyebutkan bahwa cadangan gas di Indonesia akan mengalami defisit di tahun 2025.

"Jadi itu dilakukan sesuai neraca gas nasional yang dikeluarkan 2018, di mana di dalamnya disebut akan terjadi defisit suplai gas pada tahun 2025," kata Nicke.

Dia mengatakan saat ini proyek LNG dengan Mozambik ini sedang dikaji ulang dengan mempertimbangkan permintaan dan kesediaan gas di dalam negeri. Apalagi menurutnya tidak ada yang tahu setelah COVID-19 situasinya seperti apa.

"Namun mengingat situasi pasca COVID-19 yang belum kita tahu sampai kapan, yang kita lihat demand menurun. Maka hari ini sebagai langkah prudent dan sesuai GCG, Pertamina me-review kembali supply dan demand ke depan untuk tidak terjadi impact kemudian kepada korporasi," ujar Nicke.

Nicke juga membantah kabar ada gugatan dari perusahaan Mozambik itu terkait kontrak impor LNG tersebut. Menurutnya, kontrak itu belum berjalan, sehingga masih bisa dikaji ulang.

"Gugatan tidak ada karena efektif 2025. Hari ini kami kaji supply dan permintaan gas keseluruhan. Perencanaan supply gas neracanya kan berbeda pasca COVID-19," tambahnya.


Hide Ads