Harga minyak merosot setelah sempat naik di atas US$ 70 yang merupakan level tertinggi selama lebih dari setahun.
Dilansir CNBC, Selasa (9/2/2021) patokan internasional minyak mentah berjangka Brent melonjak di atas US$ 70 untuk pertama kalinya selama lebih dari satu tahun pada hari Senin.
Lonjakan harga terjadi setelah Arab Saudi mengatakan fasilitas minyaknya menjadi sasaran rudal dan drone pada hari Minggu. Seorang juru bicara militer Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasca kejadian itu, minyak Brent diperdagangkan US$ 71,38 per barel, level tertinggi sejak Januari 2020, sementara minyak mentah berjangka AS naik menjadi US$ 67,98 per barel.
Namun, harga minyak mengakhiri sesi yang lebih rendah. Brent merosot US$ 1,12 atau 1,61% menjadi $ 68,24 per barel. Sementara WTI berada di US$ 65,05 per barel, turun US$ 1,04 atau 1,57%.
Kementerian energi Arab Saudi mengatakan fasilitas tangki minyak di salah satu pelabuhan pengiriman minyak terbesar di dunia diserang oleh pesawat tak berawak, dan rudal balistik menargetkan fasilitas Saudi Aramco berdasarkan laporan kantor berita negara SPA.
Seorang juru bicara mengatakan tidak ada serangan yang menyebabkan cedera atau kehilangan nyawa atau harta benda, tetapi pecahan peluru dari rudal yang dicegat jatuh di dekat daerah pemukiman di kota Dhahran.
"Tindakan sabotase tidak hanya menargetkan Kerajaan Arab Saudi, tetapi juga keamanan dan stabilitas pasokan energi ke dunia, dan oleh karena itu, ekonomi global," kata kementerian tersebut melalui media pemerintah.
"Mereka memengaruhi keamanan ekspor minyak bumi, kebebasan perdagangan dunia, dan lalu lintas maritim," tambahnya.
Tonton juga Video: Harga Minyak Anjlok, Trump Borong 75 Juta Barel