Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan pemancangan tiang perdana (groundbreaking) Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, kemarin (26/3).
Arifin mengatakan Kementerian ESDM terus berupaya untuk memenuhi permintaan energi Indonesia yang kian meningkat seiring kemajuan peradaban, teknologi, gaya hidup, dan pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, energi yang berkeadilan dapat terwujud.
"Pemerintah berkewajiban memenuhi permintaan energi tersebut dalam jumlah yang cukup, merata, terjangkau, dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga tercapai energi yang berkeadilan," ujar Arifin dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, pembangunan TBBM merupakan upaya mewujudkan ketahanan energi, yang kini menjadi fokus utama Pemerintah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
PT Pertamina (Persero) membangun TBBM Labuan Bajo berkapasitas 1.500 kiloliter dalam rangka meningkatkan ketahanan stok BBM RI. TBBM ini ditargetkan mulai beroperasi di tahun 2023 mendatang.
"Dalam rangka meningkatkan keandalan suplai BBM di Labuan Bajo, Pertamina berencana membangun TBBM Labuan Bajo dengan kapasitas 1.500 KL yang saat ini akan dilakukan groundbreaking. Dengan adanya TBBM Labuan Bajo ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan stok BBM dari yang semula hanya sekitar 6 hari menjadi 17 hari dengan hasil produk high grade," jelasnya.
Di samping itu, Arifin berharap adanya TBBM Labuan Bajo dapat memangkas rantai distribusi penyaluran BBM. Diketahui sebelumnya, BBM untuk daerah Labuan Bajo disuplai dari luar wilayah Kabupaten Manggarai Barat.
Diungkapkannya, pembangunan TBBM Labuan Bajo merupakan bagian dari pembangunan infrastruktur sektor ESDM untuk mendukung Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas.
"Kita juga sedang mendorong pengembangan ketenagalistrikan di lima destinasi pariwisata super prioritas, khususnya di Labuan Bajo melalui pembangunan PLTS dan interkoneksi jaringan listrik PLN, serta pengembangan Geopark," tandasnya.
Dia berharap, pembangunan TBBM Labuan Bajo dapat selesai tepat waktu. Sehingga mampu mendorong perekonomian masyarakat di wilayah Kabupaten Manggarai Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kita semua berharap pelaksanaan pembangunan TBBM Labuan Bajo dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan dapat terselesaikan sesuai dengan target serta mulai beroperasi pada tahun 2023, sehingga peningkatan perekonomian masyarakat di sekitar Kabupaten Manggarai Barat serta Provinsi NTT dapat terwujud," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan hadirnya TBBM Labuan Bajo, akan mendukung ketahanan energi untuk masyarakat dan konektivitas udara di wilayah setempat.
"Labuan Bajo dengan terminal yang nanti menjadi terminal internasional, harus dipastikan pasokan avturnya. Dengan jarak tidak sampai 10 km, ini juga menunjukkan bahwa ketahanan energi baik itu bahan bakar untuk masyarakat dan untuk konektivitas udara, harus bisa dapat kita laksanakan," ujar Budi.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengungkapkan rasa terima kasih kepada pemerintah yang telah menetapkan Labuan Bajo menjadi Destinasi Wisata Super Prioritas. Dia juga mengajak warga NTT untuk mendukung program tersebut.
"Terima kasih kepada Bapak Presiden, Labuan Bajo sudah ditetapkan sebagai pariwisata super premium, oleh sebab itu seluruh masyarakat NTT tidak hanya berterima kasih kepada presiden, tetapi mari kita sama-sama mendukung program pemerintah ini supaya benar-benar program ini bisa berjalan dengan baik. Maka dari itu, masyarakat NTT dengan adanya program dari pemerintah pusat, mari kita harus berubah mindset kita," tegasnya.
Sebagai informasi, saat ini telah terdapat empat TBBM yang ada di Pulau Flores, yaitu TBBM Reo, TBBM Ende, TBBM Maumere, dan TBBM Larantuka guna mendukung kebutuhan suplai di Pulau Flores, termasuk wilayah Labuan Bajo.
Selain itu, dalam mendistribusikan BBM di Pulau Flores Pertamina telah memiliki infrastruktur yang memadai, dan akan terus dilengkapi, antara lain 39 Lembaga Penyalur yaitu SPBU, Agen Premium dan Minyak Solar (APMS), dan Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN). Khusus di Labuan Bajo terdapat 5 Lembaga Penyalur yang telah beroperasi terdiri dari 3 SPBU Reguler, 1 SPDN, dan 1 SPBU Mini.
(mul/mpr)