Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indonesia masih mengimpor bahar bakar minyak (BBM) mulai dari Premium, Pertamax, avgas, hingga avtur. Total impornya mencapai US$ 2,27 miliar dengan volume 4,10 juta ton selama Maret 2021.
Impor BBM ini masuk ke dalam hasil minyak, di mana ada bahan bakar motor, minyak ringan. Lalu bahan bakar pesawat, bahan bakar diesel, dan lainnya.
Berdasarkan data BPS yang dikutip, Jumat (16/4/2021), impor hasil minyak tercatat sebesar US$ 1,21 miliar dengan volume 2,01 juta ton. Sementara untuk bahan bakar motor, minyak ringan, jenis Pertamax senilai US$ 420,5 juta dengan volume 700,8 ribu ton. Angka tersebut naik 74,53% dibandingkan Februari yang mencapai US$ 240,9 juta dengan volume 452,5 ribu ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk Premium, Indonesia tercatat mengimpor senilai US$ 374,5 juta dengan volume 622,1 ribu ton. Angka tersebut juga naik 67,58% dibandingkan Februari yang sebesar US$ 223,5 juta dengan volume 412,0 ribu ton.
Jika dihitung secara kumulatif, Indonesia mengimpor BBM jenis Pertamax senilai US$ 919,3 juta dengan volume 1,67 juta ton. Angka ini naik 49,37% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara kumulatif Premium, BPS mencatat nilainya mencapai US$ 882,9 juta dengan volume 1,62 juta ton. Angka tersebut turun 17,73% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 1,07 miliar dengan volume 2,05 juta ton.
Bagaimana dengan impor migas lainnya? klik halaman berikutnya.