Insiden kebocoran pipa hingga tumpahan minyak terjadi belakangan ini. Insiden tersebut salah satunya bocornya pipa minyak PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) operator Blok Rokan dan kebocoran pipa Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pun bukan suara terkait kebocoran pipa tersebut. Dia menjelaskan, untuk insiden Kilang Balongan terjadi di bagian hilir jadi tidak dalam pengawasan SKK Migas.
"Kalau ada pipa minyak bocor dan sebagainya, kalau ada kejadian di Balongan itu adalah di hilir jadi tidak dalam pengawasan hulu di SKK," katanya dalam Kinerja Hulu Migas Kuartal I 2021, Senin lalu (27/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, terkait kebocoran pipa di hulu pihaknya akan memberikan sanksi terhadap kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
"Tapi apabila ada yang kejadian-kejadian seperti itu memang kita memberikan saksi kepada KKKS tentu sesuai kejadian-kejadian yang ada," kata Dwi Soetjipto.
Sebagai informasi, pipa milik Pertamina bocor dan tumpahannya minyak mentah mencemari laut sekitar. Kebocoran terjadi di sekitar area BZZA atau sekitar 15 mil dari bibir pantai Karawang. Kebocoran tersebut terjadi sejak tanggal 15 April 2021 sore hari.
PHE ONWJ menyebut pihaknya sudah mengambil langkah-langkah penanganan dengan menutup pipa untuk menghentikan aliran minyak dan berhasil menangani kebocoran yang terjadi.
"Kami juga melakukan komunikasi dan koordinasi intensif dengan SKK Migas, Ditjen Migas, DLHK Kabupaten Karawang, serta pemangku kepentingan lainnya terkait penanganan sisa kebocoran minyak," kata Manager Communications Relations & CID PHE ONWJ, Hari Setyono dalam keterangan resminya, Selasa (20/4/2021).