PT Adaro Energy Tbk (ADRO) hari ini mengumumkan kinerja keuangannya untuk kuartal I-2021. Hasilnya kurang menggembirakan, laba bersih perusahaan turun 26,9%.
Pada kuartal I-2021, laba bersih ADRO tercatat sebesar US$ 71,74 juta. Angka itu turun 26,9% dari perolehan laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 98,17 juta.
Dari sisi pendapatan Adaro juga sudah turun 8%, dari US$ 750 juta di kuartal I-2020 menjadi US$ 692 juta di kuartal I-2021. Beban pokok pendapatan ADRO sebenarnya turun dari US$ 552,06 juta menjadi US$ 502,19 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan mencatat EBITDA operasional sebesar US$ 244 juta, angka itu juga turun 8%. Sementara marjin EBITDA operasional sebesar 35%.
"Walaupun ada optimisme dari perkembangan positif harga batu bara akhir-akhir ini, kami tetap berhati-hati dan akan terus berfokus pada keunggulan operasional serta berdisiplin pada biaya dan pengeluaran. Kami memilih pendekatan konservatif dan mempertahankan panduan operasional dan keuangan untuk tahun 2021," kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/4/2021).
Produksi batu bara Adaro pada kuartal I-2021 tercatat turun 11% menjadi 12,87 juta ton. Sedangkan penjualan batu bara turun 13% menjadi 12,59 juta ton.
Perusahaan menjelaskan cuaca yang dipengaruhi La Nina telah menyebabkan hujan lebat dan gelombang tinggi, sehingga mempengaruhi kegiatan logistik di kuartal ini.
Meski begitu di tengah kondisi industri yang masih sulit, perusahaan dapat melakukan pembiayaan kembali terhadap pinjaman dan memperkuat posisi keuangan.
(das/ang)