Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani menolak rencana Jepang yang akan membuang limbah nuklirnya ke laut. Meski Jepang sudah menyatakan aman, namun jika terjadi kebocoran, zat radioaktif dalam limbah nuklir tersebut akan mencemari laut dan mengancam biota yang ada.
Meski lokasi pembuangan limbahnya juga jauh dari perairan Indonesia, bukan tidak mungkin zat berbahaya tersebut terbawa arus dan sampai ke lautan Indonesia. Akibatnya dampak pembuangan limbah nuklir tersebut akan mengancam potensi sumber daya perairan laut Indonesia.
"Sedangkan kekayaan alam kita itu ada di laut, kekayaan kita paling besar ada di laut. Maka hal hal yang sekiranya membahayakan potensi laut kita ya tentunya, kalau saya sih menolak," kata Rosan dalam perbincangan dengan detikFinance, Kamis 6 Mei 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita buang sampah, plastik saja ke laut tidak boleh apalagi buang limbah nuklir," kata Rosan menambahkan.
Menurut Rosan, dalam pertemuan secara informal dengan sejumlah pengusaha Kadin, dampak pembuangan limbah nuklir Jepang tersebut menjadi salah satu pembahasan. Biasanya para pengusaha tersebut membahas tak hanya terkait dengan Indonesia, tetapi juga menyangkut keberlangsungan perekonomian yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
"Ini (dampak pembuangan limbah nuklir) berpotensi (merusak) tidak hanya secara perekonomian tapi juga keselamatan. Kalau terjadi apa-apa ada dampak radiasai terhadap ikan kemudian dimakan oleh kita ini kan ada dampaknya, ini yang belum bisa diukur. Jadi bentuknya apa pun kita menolak (pembuangan limbah nuklir ke laut)," papar Rosan.
Selain KADIN, sejumlah pihak juga menyatakan penolakannya atas rencana Jepang membuang limbah nuklir ke laut. Wahana Lingkungan Hidup atau WALHI misalnya, mengkhawatirkan efek jangka panjang yang ditimbulkan dari pembuangan limbah nuklir yang mengandung zat radioaktif. Misalnya potensi zat radioaktif yang akan memengaruhi rantai makanan kehidupan laut dan sekitarnya.
"Karena kita (WALHI) juga belum tahu, nanti efek jangka panjangnya seperti apa di dalam siklus rantai makanannya. Itu yang dikhawatirkan," kata Dwi Sawung seperti dikutip dari detikEdu.
Pada Senin, 3 Mei 2021 kemarin sejumlah aktivis yang tergabung dalam Pemuda Peduli Lingkungan menggelar aksi demo di kawasan Patung Kuda, Jakarta, sebagai protes atas keputusan Jepang yang akan membuang limbah dari fasilitas nuklir ke laut pada 2 tahun mendatang. Mereka menolak limbah nuklir dibuang ke laut karena bisa membahayakan biota laut dan juga manusia.
(erd/nwy)