Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Indonesia akan segera memiliki kawasan industri hijau terintegrasi berbasis hydropower. Proyek itu akan dibangun di Kalimantan Utara (Kaltara).
Dia menyebut kawasan industri ini akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia, dengan luasan mencapai 12.500 hektare. Dia menyebutkan kawasan industri hydropower ini berpotensi menghasilkan listrik sebesar 11.000 mega watt (MW).
Luhut tak menjelaskan dengan detail dan rinci lokasi kawasan industri terintegrasi ini. Yang jelas dia mengatakan kawasan ini akan mulai groundbreaking tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan memiliki integrated industry berbasiskan hydropower di Kalimantan Utara. Ini adalah satu integrated industry yang mungkin paling besar di dunia, karena luasannya 12.500 hektar. Groundbreaking akan dilakukan di sini, di situ kira-kira akan ada 11 ribu MW yang akan digunakan," papar Luhut dalam video sambutan dalam diskusi ISEI secara virtual, Jumat (7/5/2021).
Luhut mengatakan kawasan industri ini dikembangkan demi menggenjot penggunaan energi baru terbarukan demi mengejar target zero emission. Pemerintah sendiri menargetkan akan meninggalkan energi fosil, dan menargetkan zero emission di tahun 2060.
"Dengan sumber EBT yang berlebih pemerintah mau memanfaatkannya guna melistrikkan industri produksi hijau green product yang tengah dikembangkan. Demi masa depan cerah bagi generasi penerus, pemerintah mau capai target zero net emission 2060," ungkap Luhut.
Sejauh ini, dari catatan detikcom, di Kalimantan Utara sedang dikembangkan unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas yang besar. Total kapasitas PLTA Kayan sebesar 9.000 MW yang artinya secara keseluruhan menelan biaya US$ 20,7 miliar-US$ 24,3 miliar. Proyek ini didanai oleh Powerchina.
Powerchina telah menandatangani Perjanjian Pengembangan Bersama untuk PLTA Hydropower 1-5 dengan PT Kayan Hydro Energy di Sungai Kayan pertengahan 2019 yang lalu.