Proyek kelistrikan 35.000 mega watt (MW) akan dievaluasi. Evaluasi khususnya dilakukan pada proyek-proyek yang belum kontruksi dan menggunakan bahan bakar fosil, khususnya batu bara.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Rida Mulyana menjelaskan, program 35.000 MW atau tepatnya 35,82 giga watt (GW) datang dari 472 unit pembangkit. Dari situ, sebanyak 284 unit atau 10.069 MW telah beraperasi per April 2021.
"Dari 472, sebanyak 284-nya itu atau kurang lebih 10 giga atau 28% dari 35,8 GW sudah beroperasi," katanya dalam konferensi pers, Jumat (4/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, sebanyak 91 unit dengan kapasitas 17.964 MW (50%) dalam tahap konstruksi. Kemudian, sebanyak 43 unit atau sebanyak 6.228 MW (18%) sudah tanda tangan kontrak tapi belum konstruksi.
Sisanya, sebanyak 25 unit atau 839 MW (2%) tahap pengadaan dan 29 unit atau 724 MW (2%) tahap perencanaan.
Lanjut Rida, beberapa waktu terakhir kebijakan yang mengemuka ialah untuk belum kontruksi akan dievaluasi apakah akan dilanjutkan atau tidak. Terlebih, jika pembangkit itu dari fosil khususnya batu bara.
Sebab, saat ini banyak institusi keuangan yang enggan memberikan pembiayaan pada proyek yang tidak ramah lingkungan.
"Karena apa, karena kita tahu keuangan luar negeri itu sudah banyak mendeclair tidak akan lagi membiayai, artinya proyek ini tidak akan terlaksana karena nggak ada biayai," katanya.
Simak juga video 'Momen Erick Thohir Ungkap Utang PLN Rp 500 Triliun!':