Kementerian ESDM menargetkan empat tambahan fasilitas pemurnian mineral (smelter) selesai dibangun dan segera beroperasi tahun ini. Dengan adanya empat tambahan smelter tersebut, total smelter yang dimiliki Indonesia di tahun 2021 akan berjumlah 23 smelter.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengungkap empat tambahan smelter ini terdiri dari tiga smelter nikel dan satu smelter timah.
"Pada tahun 2021 ditargetkan akan terdapat 23 smelter secara keseluruhan dengan tambahan 4 smelter baru," kata Ridwan dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rapat dengan pendapat (RDP) antara Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR RI, Ridwan menyampaikan dua dari empat proyek telah rampung 100%. Adapun dua smelter yang telah dirampungkan antara lain smelter milik PT Smelter Nikel Indonesia dan smelter Nikel PT Cahaya Modern Metal Industri.
Ia mengatakan PT Smelter Nikel Indonesia sudah berhasil melakukan uji coba produksi. Namun, kegiatan ini terhenti sementara karena menunggu tambahan dana untuk operasional. Sedangkan untuk PT Cahaya Modern Metal Industri yang berlokasi di Banten sudah memulai kegiatan produksinya.
"Smelter ini bahkan sudah dikunjungi Komisi VII," imbuhnya.
Selain itu, Ridwan turut menjelaskan progres dua smelter lain yang masih dalam tahap pengerjaan. Kedua smelter tersebut adalah smelter Feronikel PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara dan smelter Prima Citra di Kalimantan Tengah.
Ridwan menyebutkan smelter milik Antam telah mencapai 97,7% progres pembangunan. Menurutnya, pembangunan proyek ini terkendala pasokan listrik sehingga belum bisa beroperasi hingga saat ini.
"Saya dapat informasi terakhir dari direksi Antam, sudah dilaksanakan lelang (pengadaan listrik)," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah berharap instalasi listrik di smelter tersebut akan terselesaikan di bulan Juli 2021.
"Dan mudah-mudahan dalam waktu dekat, Juli, akan selesai instalasi listrik di lokasi tersebut," harap Ridwan.
Sementara untuk Smelter Prima Citra di Kalimantan Tengah, lanjutnya, telah terbangun 99,87%. Meski demikian, Ridwan menyebutkan smelter ini masih menunggu tenaga ahli dari China.
"Saat ini tunggu tenaga ahli dari Tiongkok untuk memulai proses smelter, akan datang Juni 2021 ini," lanjut Ridwan.
Sebagai informasi, total target 23 smelter yang akan beroperasi terdiri dari 16 smelter nikel, dua smelter tembaga, dua smelter bauksit, satu smelter besi, satu smelter mangan, dan satu smelter timbal dan seng. Diketahui, hingga tahun 2024 mendatang, pemerintah menargetkan akan ada 53 smelter beroperasi.
(akn/hns)