Pemerintah dan DPR masih melakukan pembahasan terkait penyaringan penerima subsidi listrik golongan 450VA. Meski masih dibahas, pemerintah tengah menyiapkan data di mana data itu mengacu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang kemudian akan dipadankan dengan data konsumen PT PLN (Persero).
Dalam pemadanan ini, PLN akan mencocokkan data dan melakukan pengecekan kondisi pelanggan. Pemadanan ditargetkan rampung Juni ini.
PLN mengaku, selama ini ada konsumen memanfaatkan listrik 450 VA untuk usaha indekos atau yang kerap disebut kos-kosan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kosan ada yang 450VA," kata Direktur Niaga dan Manajemen PLN Bob Saril kepada detikcom lewat pesan singkat, Senin (14/6/2021).
Selain kosan, PLN juga menemukan ada rumah bagus tapi memanfaatkan listrik 450VA.
"Ada juga rumah yang cukup bagus," tambahnya.
Lebih lanjut, berdasarkan data PLN per Desember 2020 ada 24,066 juta pelanggan 450VA. Sementara, data DTKS hanya 9,3 juta.
Data DTKS sendiri meliputi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), Penerima Bantuan dan Pemberdayaan Sosial serta Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). DTKS memuat 40% penduduk yang mempunyai status kesejahteraan sosial terendah.
Meski demikian, pihaknya tak bisa memastikan data mana yang akan diambil untuk penyaluran subsidi tersebut. Dia bilang akan menyampaikannya ke pada pemerintah selaku pengambil kebijakan.
"Kita melaporkan ke ESDM selaku pengambil kebijakan," katanya.