Dua perusahaan migas asing yakni Petronas dan Total telah menyerah untuk bisnis stasiun bahan bakar umum (SPBU). Mereka, telah menutup bisnis SPBU di Indonesia.
Mundurnya dua pemain besar ini rupanya tak membuat ciut pemain migas lain untuk terjun bisnis ke SPBU. Dua pemain migas yakni BP dan AKR justru akan menggenjot SPBU di Indonesia. Untuk bisnis SPBU, BP dan AKR membuat perusahaan patungan bernama PT Aneka Petroindo Raya (APR).
Head of Network Planning and Acquisition BP-AKR Benny Oktaviano menjelaskan, Indonesia memiliki penduduk sekitar 273 juta jiwa. Menurutnya, hal ini sebuah potensi yang menjanjikan untuk bisnis bahan bakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga kita melihat bagaimana jumlah populasi yang kemudian didukung tingkat perpindahan penduduk, kemudian demografi Indonesia, serta didukung infrastruktur itu sendiri, yang kita lihat banyak sekali sejumlah infrastruktur jalan yang mengkoneksikan satu market area ke market area yang lain. Kemudian menjadi hal utama bagi kita untuk masuk ke bisnis fuel ini," terangnya dalam wawancara terbatas, Rabu (23/6/2021).
Dia juga melihat, konsumsi bahan bakar dalam 5 tahun terakhir mengalami kenaikan.
"Kita juga melihat konsumsi fuel itu sendiri juga sangat meningkat. Kita lihat bahwa konsumsi fuel itu sendiri dalam 5 tahun terakhir 2015-2019 itu growth-nya sudah mencapai 4% untuk konsumsi ritel," katanya.
Di sisi lain, SPBU saat ini juga telah mengalami transformasi. SPBU tak hanya dilihat sebagai bisnis SPBU semata namun juga menjadi bagian dari bisnis ritel. Menurutnya, hal ini menjadi daya tarik tersendiri.
Memang, ia menyadari kebutuhan akan bahan bakar fosil mendatang akan menurun. Hal ini sejalan dengan berkembang kendaraan listrik. Ia mengaku, pihaknya pun rencana sendiri untuk mendukung proses transisi ke bahan bakar listrik tersebut.
"Kita di BP kita punya plan, kita bisa dicek juga secara global, kita juga memiliki kapabilitas dan kompetensi di bidang EV namun tentunya make sure bagaimana plan itu sejalan dengan strategi yang kita siapkan juga di Indonesia," katanya.
Untuk memperkuat posisi BP-AKR di pasar pihaknya akan menambah jumlah SPBU di Indonesia. Untuk mendorong jumlah SPBU tersebut, pihaknya akan menggandeng mitra atau para pengusaha.
"Dan di sini kita membangun sebuah konsep kemitraan yang dalam bahasa yang mungkin sering dipakai isitilah dealer owned dealer operated," katanya.
Soal pemain SPBU lain yang tutup, ia tak bisa berkomentar. Dia hanya mengatakan, pihaknya masuk ke Indonesia dengan tujuan untuk berontribusi ke pasar Indonesia dan mendistribusikan bahan bakar berkualitas. Untuk itu, ia memastikan SPBU yang dibangun berlokasi strategis. Kemudian, memastikan SPBU yang dibangun memberikan kontribusi pada mitra yang bekerjasama.
"Dengan brand kita, kita meyakini ini akan menjadi daya tarik kuat si mitra untuk bekerjasama dengan kita untuk membangun jaringan SPBU," katanya.
(acd/dna)