Pertamina Alih Kelola Blok Rokan, Ini Kata Pengamat

Pertamina Alih Kelola Blok Rokan, Ini Kata Pengamat

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Rabu, 14 Jul 2021 16:30 WIB
Blok Rokan
Foto: dok. Pertamina
Jakarta -

Proses transisi alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi, dinilai lancar. Tersisa satu bulan lagi, Blok Rokan akan segera dikelola oleh anak usaha PT Pertamina Hulu Energi, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan proses yang lancar tersebut akan berdampak terhadap kelancaran proses estafet pengelolaan Blok Rokan. Dia berharap PHR dapat menjalankan kegiatan produksi dengan baik, mengingat hampir tidak ada perubahan infrastruktur selain manajemen. Karyawan dan fasilitas produksi pun masih relatif sama dengan sebelumnya.

"Harapannya dengan proses yang lancar tersebut berdampak terhadap proses produksi Blok Rokan pasca diambil alih," ujar Komaidi dalam keterangan tertulis, Rabu (14/7/2021),

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan selama proses alih kelola, PHR menyiapkan 9 program transisi. Yakni, program bidang transisi pengeboran, kontrak barang dan jasa, human capital, SOP, perizinan dan environment, serta IT dan petroteknikal. Selain itu data transfer, pembangkit listrik, chemical & EOR, dan pasokan gas.

Komaidi juga memuji sikap CPI sebagai KKKS sebelumnya yang kooperatif serta tidak menunjukkan pro-kontra dalam pelaksanaannya. Hal ini terlihat dari alih sebagian besar SDM ke PHR yang juga berjalan lancar.

ADVERTISEMENT

Meski begitu dia menyebut masih ada tantangan ke depan bagi PHR, yaitu mempertahankan volume produksi. Apalagi secara umum produksi blok migas habis masa kontrak sudah menurun signifikan.

"Pekerjaan rumah umumnya hanya untuk mempertahankan produksi. Jika bisa menaikkan produksi, itu bonus," katanya.

Dia menilai saat mulai alih kelola, pihak internal PHR harus memahami kondisi Blok Rokan sebagai salah satu kontributor utama dalam produksi minyak nasional bahkan hingga 25%. Bahkan di masa lalu, Blok Rokan memberi kontribusi terbesar minyak bagi Indonesia, yakni lebih dari 400 ribuan barel per hari.

Namun, seiring bertambah matangnya usia lapangan serta adanya penurunan alamiah (natural decline), produksi Blok Rokan kini turun di level 160-an ribu barel per hari. "Secara otomatis kinerja Blok Rokan akan menjadi perhatian publik dan para stakeholder pengambil kebijakan," ujarnya.

Oleh karena itu manajemen PHR diharapkan telah siap. Tidak hanya terkait masalah teknis bisnis, melainkan aspek lain yang mungkin akan menyertai. "Salah satunya adalah diperbandingkan dengan lapangan alih kelola lainnya yang dilakukan Pertamina," terangnya.

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan, Jaffee A. Suardin menjelaskan hingga saat ini pihaknya telah menyiapkan segala kebutuhan agar proses alih kelola berjalan lancar dan tanpa kendala. Menurutnya, semua pihak harus memastikan kelancaran proses kontrak agar transisi dapat berjalan lancar, dan bisa langsung beroperasi penuh nantinya.

"Untuk proses mirroring seluruh kontrak eksisting sudah mencapai lebih dari 100% dari 291 kontrak. Selain mirroring, juga dilakukan pengadaan baru dan kontrak melalui program Local Business Development (LBD) yang saat ini masih berproses dengan lancar. Proses alih pekerja, sebagai aset terpenting juga berjalan baik, tercatat 98,7% telah melengkapi dan mengembalikan aplikasi termasuk perjanjian kerja sesuai waktu yang ditentukan," ungkapnya.

Terkait aspek transfer teknologi, Jaffe mengatakan saat ini penyesuaian sistem IT juga terus dilakukan. Utamanya pada aplikasi-aplikasi yang berkaitan langsung dengan operasi produksi maupun penunjangnya, juga termasuk pelatihan penggunaan sistem dari pertamina yang akan digunakan.

Guna mempertahankan dan meningkatkan produksi migas Blok Rokan, lanjut dia, PHR juga merencanakan pengeboran 84 sumur pengembangan pada tahun ini, ditambah sisa sumur CPI. Dia menyebut pihaknya juga mempersiapkan lebih kurang 270 sumur di tahun 2022. Ini adalah WK migas dengan investasi jumlah sumur terbanyak.

Adapun terkait pengeboran sumur, PHR telah menyiapkan tambahan 10 rig pemboran sehingga secara total tersedia 16 rig pemboran serta 29 rig untuk kegiatan Work Over & Well Service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.




(prf/hns)

Hide Ads