Jakarta -
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) menggelar "Seminar Strategi Penyiapan Sumber Daya Energi dan Sumber Daya Mineral dalam Transisi Pengelolaan Energi Bersih Pasca Pandemi COVID-19". Acara ini merupakan rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun yang ke-20.
Acara yang digelar pada Rabu (13/10) ini dibuka oleh Kepala BPSDM ESDM, Prahoro Yulijanto Nurtjahyo dan menghadirkan Dewan Pembina The Purnomo Yusgiantoro Center, Purnomo Yusgiantoro sebagai Keynote Speech.
Seminar online ini dibagi ke dalam tiga room utama yaitu Room Migas, Room Geominerba dan Room KEBTKE. Masing - masing room menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya baik itu dari akademisi maupun praktisi di dunia energi dan mineral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Adiadji menjelaskan tentang gambaran potensi investasi minyak dan gas (migas) di Indonesia di masa depan.
"Faktanya, migas di Indonesia itu masih sangat besar. Hal ini dapat terlihat dari jumlah Basin secara keseluruhan di Indonesia adalah 128 dengan 109 Basin masih menunggu untuk di eksplorasi. Sedangkan untuk wilayah kerja, Indonesia mempunyai 208 wilayah kerja dan mempunyai kurang lebih 1.000 lapangan migas baik yang telah terbukti ataupun masih dalam proses," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (14/10/2021).
Menurutnya, saat ini pemerintah juga tengah menciptakan strategi untuk meningkatkan produksi migas di Indonesia. Dengan harapan bisa mencapai sasaran produksi migas 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di tahun 2030.
"Strategi yang telah pemerintah ciptakan adalah dengan program work routine, mengadakan EOR (Enhanced Oil Recovery), Transformasi Resources menjadi Produksi, Eksplorasi termasuk dalam komitmen kerja pasti dan penyederhanaan fleksibilitas pengadaan," jelasnya.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik
Sementara itu, Rektor Universitas Pertamina, Gusti Nyoman Wiratmaja memaparkan kesiapan lembaga pendidikan tinggi dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) di bidang gas bumi.
"Estimasi kebutuhan SDM sub sektor migas untuk upstream terdapat kurang lebih 32.000 tenaga kerja dan masih bisa menyerap kurang lebih 20.000 orang. Untuk midstream existing tenaga kerja diperkirakan 69.100 dan masih bisa ter-develop kurang lebih 5.700 orang. Sedangkan di sektor downstream terdapat kurang lebih 130.200 orang dengan estimasi tenaga kerja yang masih dibutuhkan sebanyak 13.000," terangnya.
Wirat menjelaskan tantangan yang harus dihadapi Pendidikan tinggi di Indonesia untuk menyiapkan SDM unggul. Menurutnya lembaga pendidikan tidak hanya berfokus pada pengetahuan, melainkan juga pada sikap dan kemampuan. Hal ini mengingat tantangan yang semakin kompleks di masa depan sebagai akibat situasi pandemi COVID-19.
"Karena adanya kondisi pandemi yang menyebabkan adanya VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) sehingga setiap orang harus berusaha untuk menjawab tantangan ini. Untuk itu sistem pendidikan harus menciptakan sinergi untuk menciptakan SDM unggul salah satunya dengan adanya knowledge, attitude dan skill. Sedangkan dari universitas harus menciptakan kurikulum dan program - program yang kreatif dan inovatif," jelasnya.
Di sisi lain, Kepala PPSDM Migas, Waskito Tunggul Nusanto membedah tentang sinergi pengembangan SDM dalam rangka peningkatan pemanfaatan gas bumi untuk energi bersih. Ia menjelaskan peningkatan pemanfaatan gas bumi dapat mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) dan rencana umum energi nasional dan masa depan energi Indonesia.
"Sekarang pemanfaatan gas di Indonesia semakin ditingkatkan lagi sebagaimana surplus produksi dan cadangannya pun sangatlah besar. Sejak awal eksplorasi gas pada tahun 1965 naik dengan sangat tajam. Sebagai contoh kita lihat pada tahun 2019, dengan produksi kurang lebih 7.000 mmscfd dengan konsumsi nasional kurang lebih sejumlah 4.000 mmscfd. Dari sini kita bisa melihat peluang kebutuhan SDM gas bumi terutama di fase proyek yaitu ketika masa pra konstruksi, konstruksi, dan commissioning dan fase operasi adalah ketika operasi, maintenance dan HSE," paparnya.
Tunggul menambahkan perkiraan kebutuhan SDM gas pada masa prakonstruksi adalah 200, konstruksi 2.500 orang, commissioning 600 orang serta operasi 200 orang. Untuk itu, lanjut Tunggul, PPSDM Migas terus menggenjot upaya peningkatan sarana dan prasarana, serta menggelar sejumlah pelatihan untuk mengembangkan SDM di sektor migas.
"PPSDM Migas yang mempunyai tugas untuk mengembangkan minyak dan gas bumi yang mempunyai alumni pelatihan sampai bulan Oktober ini sejumlah 13.544 dan sertifikasi sebanyak 13.544 terus menggenjot peningkatan sarana dan prasarana untuk pengembangan gas bumi yaitu dengan membangun mini scale LNG, CNG dan Gas Simulation Center. Selain itu kami juga telah membuat 15 judul pelatihan tentang gas bumi dan akan terus bertambah di tahun 2022," ungkapnya.
Dia pun menyebut PPSDM Migas sudah menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga dan institusi untuk mengadakan pelatihan gas bumi, antara lain dengan PEM Akamigas, Trisakti, UPN Veteran, Direktorat Gas Bumi BPH Migas, PGN, PEP Cepu JTB dan Kedutaan Qatar, Oman serta Uni Emirat Arab.