3 Hal Wajib Tahu soal Dampak Teror Krisis Energi Bagi RI

3 Hal Wajib Tahu soal Dampak Teror Krisis Energi Bagi RI

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 21 Okt 2021 21:00 WIB
Tak lama lagi, Indonesia akan resmi mengoperasikan pemanfaatan energi terbarukan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Seperti apa penampakannya?
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta -

Krisis energi meneror dunia. Tak sedikit negara yang sudah menjadi korban. Indonesia pun waspada terhadap situasi tersebut. Jadi, apakah krisis energi berpengaruh ke Indonesia?

detikcom merangkum beberapa informasi seputar hal tersebut sebagai berikut:

1. Pemerintah Pelototi Ekspor Batu Bara

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana membeberkan bahwa komoditas batu bara sedang naik daun di tengah krisis energi. Berbagai negara berlomba-lomba untuk memenuhi pasokan batu bara demi menghidupkan pembangkit listrik. Hal itu membuat harganya meroket tajam.

"Batu bara yang teman-teman mengerti juga selain banyak tantangannya, godaannya untuk diekspor karena (harganya) makin bagus, banyak negara yang butuh, harganya bagus," katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/10/2021).

ADVERTISEMENT

Lanjut dia, Indonesia patut bersyukur karena punya cadangan batu bara yang berlimpah. Untuk memastikan sumber daya alam tersebut tidak lari ke luar negeri, pemerintah telah membatasi ekspor dengan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO), yaitu kewajiban pengusaha untuk pemenuhan pasokan batu bara dalam negeri.

"Tidak boleh semuanya/seluruhnya diekspor meskipun harga lagi bagus. Tetapi ada kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, yaitu disebut DMO," sebutnya.

2. Tarif Listrik Dijamin Tak Naik

Pemerintah pun menjamin tarif listrik tidak akan naik hingga akhir tahun walaupun dunia sedang gonjang-ganjing krisis energi. Hal itu dipastikan oleh Rida.

"Yang pasti sekarang kondisi listrik lebih dari cukup saat ini, dan kemudian diputuskan sampai akhir tahun juga tidak akan ada kenaikan atau perubahan tarif listrik," ujarnya.

Pemerintah juga menjamin bahwa sampai akhir tahun pada sektor ketenagalistrikan, dari segi pasokan listrik atau kesiapan kapasitas terinstalnya sudah lebih dari cukup.

3. Pembangkit Batu Bara Dominasi RI

Saat ini pembangkit listrik tenaga fosil masih mendominasi di Indonesia. Bayangkan saja, 65,64% listrik yang dinikmati masyarakat masih bersumber dari batu bara.

"Dari sisi produksi atau bauran energinya batu bara itu mendominasi sampai lebih dari 65% kontribusinya terhadap listrik yang kita nikmati sehari-hari sampai saat ini," jelas Rida.

Penyumbang terbesar bauran energi nasional selanjutnya masih energi fosil, yaitu gas sebesar 17,9%, serta BBM dan BBN 3,76%.

Sedangkan bauran EBT dari air 6,67%, panas bumi 5,61%, biomassa 0,2%, dan energi baru terbarukan lainnya 0,22%. Jadi totalnya adalah 12,7%. Namun jika BBN dimasukkan ke dalam EBT, maka totalnya menjadi 13,54%.


Hide Ads