Jakarta -
Harga minyak dunia hampir mendekati US$ 100 per barel. Untuk minyak jenis Brent di kisaran US$ 86,40 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) US$ 84,65 per barel.
Pengamat migas dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengungkap Pertalite seharusnya dijual Rp 11.000/liter, maka sekelas Pertamax bisa dijual Rp 12.000-13.000/liter.
"Bisa cek di SPBU Non Pertamina seperti Shell, BP, Total, Vivo dan yang lain mereka sudah menaikkan harga. Untuk kualitas yang setara (Pertamax) sudah di kisaran Rp 12-13 ribu rata-rata di Non SPBU Pertamina," katanya kepada detikcom, Rabu (27/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebaiknya kalau pun lebih murah kisarannya antara Rp 100-200 per liternya. kalo terlalu jauh sudah tidak sehat saya kira," tambahnya.
Namun, kenaikan BBM itu disebut akan berimbas kepada inflasi. Mengingat peran BBM dalam proses produksi dan distribusi masih sangat dominan.
"Jika tidak ada intervensi pemerintah bisa memberikan dampak terhadap mahalnya barang dan jasa yang harus dibayar konsumen," ungkapnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Dihubungi terpisah, Pengamat Ekonomi Energi dan Pertambangan UGM Fahmy Radhi mengungkap kondisi saat ini masih menjadi dilema bagi pemerintah, apakah harus menaikkan BBM atau tidak ke depannya.
Menurutnya, jika harga minyak masih di kisaran US$ 100/barel, pemerintah masih bisa menahan beban menanggung kompensasi BBM.
"Kalau sudah di atas 100 itu bebannya semakin berat, jadi pemerintah harus menaikkan juga harga BBM tadi. Kalau tidak dinaikkan APBN akan semakin berat karena mestinya menanggung kompensasi kepada Pertamina. Nah sehingga APBN untuk kompensasi mengganti kepada Pertamina karena menjual BBM di bawah di bawah perekonomian bebannya jadi tinggi itu dampaknya kalau tidak dinaikkan," jelasnya.
Tetapi jika nantinya minyak naik di atas US$ 100/barel mau tidak mau pemerintah harus menaikkan BBM. Namun, harus dipilah mana yang harus dinaikkan. Menurutnya sekelas Pertamax harus dilepas saja untuk naik.
"Sementara harga BBM seperti Premium, Solar, Minyak tanah, itu jangan dinaikkan. Nah kalau Pertalite ini agak banci, Petamax nggak Premium nggak. Tetapi Pertalite itu jangan dinaikkan sama dengan Premium. Karena tujuannya waktu itu kan untuk jembatan migrasi dari Premium ke Pertamax melalui Pertalite kalau masih mengacu pada tujuan itu maka Pertalite jangan dinaikkan," tutupnya.