Plus Minus DME yang Mau Gantikan LPG Buat Masak

Plus Minus DME yang Mau Gantikan LPG Buat Masak

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 14 Nov 2021 20:17 WIB
Antrean warga membeli gas elpiji (LPG) 3 kg di Pontianak (Adi Saputro/detikcom)
Ilustrasi LPG yang Konon Mau Diganti DME (Adi Saputro/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah sedang mengembangkan gasifikasi batu bara (Dimethyl Ether/DME) untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Keberadaannya diharapkan bisa sebagai energi alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG).

Pengamat Energi dan Pertambangan Fahmy Radhi mengatakan DME merupakan hasil olahan atau pemrosesan dari batu bara yang bisa menekan impor LPG. Pasalnya, Indonesia selama ini dikenal sebagai salah satu negara di dunia yang menghasilkan batu bara terbesar.

"Plusnya, DME merupakan energi bersih yang mengubah energi batu bara yang tersedia melimpah di Indonesia. DME bisa menggantikan LPG, yang impornya sangat tinggi," kata Fahmy kepada detikcom, Minggu (14/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, meningkatnya penggunaan dan konsumsi energi di masyarakat membuat impor LPG tak terhindarkan. Pemerintah mencatat, per tahun Indonesia mengimpor LPG 5,5 sampai 6 juta.

Oleh sebab itu, pemerintah melakukan upaya untuk mendorong hilirisasi industri. Batu bara rendah kalori akan diolah melalui proses gasifikasi batu bara menjadi DME yang rencananya akan menggantikan LPG bagi kebutuhan rumah tangga.

ADVERTISEMENT

Keunggulan dari DME lainnya adalah pada dampak lingkungan. DME dinilai mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20%. Kalau LPG per tahun menghasilkan emisi 930 kg CO2, nanti dengan DME hitungannya akan berkurang menjadi 745 kg CO2.

"Ini nilai-nilai yang sangat baik sejalan dengan upaya-upaya global menekan emisi gas rumah kaca," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana dalam keterangan resminya.

Lalu apa kekurangan alias minusnya pakai DME? Buka halaman selanjutnya.

Minusnya, tingkat pembakaran menggunakan DME tidak sepanas LPG. DME memiliki kandungan panas (calorific value) sebesar 7.749 Kcal/Kg, sementara kandungan panas LPG senilai 12.076 Kcal/Kg.

"(Sehingga) waktu memasak lebih lama 1,1 sampai dengan 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG," tutur Dadan.

Dari segi karakteristik, DME memiliki kesamaan baik sifat kimia maupun fisika dengan LPG. Lantaran mirip, DME dapat menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang seperti tabung, storage dan handling eksisting.

"DME nanti bentuknya tabung, seperti LPG saja. Kompor yang LPG juga bisa dipakai, ada sedikit modifikasi untuk pengaturan udara masuknya," imbuhnya.

Rencana DME untuk menggantikan LPG masih sangat lama dan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Saat ini Pertamina sedang melakukan proses penjajakan untuk mendapatkan suplai DME.


Hide Ads