Terungkap! Luhut Beberkan Alasan Banyak TKA di Proyek Tambang-Smelter

Terungkap! Luhut Beberkan Alasan Banyak TKA di Proyek Tambang-Smelter

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 17 Nov 2021 13:22 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal pemanfaatan tenaga kerja asing (TKA) pada banyak proyek pertambangan di Indonesia. Selama ini, proyek tambang, smelter nikel khususnya seringkali dikaitkan menjadi sarang TKA asal China.

Luhut menyebut penggunaan TKA selama ini sesuai kebutuhan, dia bilang memang banyak sektor yang belum bisa dikuasai keterampilannya oleh tenaga kerja nasional khususnya masyarakat lokal. Karena tidak ada tenaga kerja yang terampil, maka perusahaan mengambil TKA.

Hal ini pun terjadi karena kurangnya perhatian pada pendidikan vokasi di Indonesia, sehingga banyak tenaga kerja lokal yang tidak dapat tertampung karena kurang terampil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang banyak kritik, kenapa nggak pakai tenaga Indonesia? Kenapa nggak orang Indonesia aja semua? Ya memang tidak ada. Karena kita berpuluh tahun nggak pernah perhatikan pembangunan politeknik yang ada di daerah," ungkap Luhut dalam webinar bersama ITS Indonesia, Rabu (17/11/2021).

Luhut mengaku baru saja bertemu dengan salah satu ekonom yang sering bicara soal pemanfaatan TKA, tapi dia tidak menyebutkan siapa orang itu. Yang jelas Luhut bercerita telah berbincang panjang lebar dengan orang tersebut soal pemanfaatan TKA.

ADVERTISEMENT

Dia bilang pemanfaatan tenaga kerja lokal memang tak semudah dan sesederhana yang disebutkan banyak orang selama ini.

"Kemarin ada satu ekonom berbincang sama saya, disampaikan sama tim dipaparkan ke dia nggak sesederhana yang disampaikan di luar-luar itu," ungkap Luhut.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sebagai contoh di Weda Bay, untuk bisa bekerja di control room yang ada di smelter tak ada tenaga kerja lokal yang memiliki keterampilan. Sejauh ini kebanyakan tenaga kerja lokal berlatar belakang pendidikan sejarah, hukum, bahkan perawat.

Butuh pelatihan lebih lanjut bila mau bekerja di smelter. Maka dari itu TKA digunakan untuk sementara waktu. Prinsipnya menurut Luhut ada pertukaran teknologi dengan adanya tenaga kerja asing.

"Coba di control room seperti Weda Bay, itu kan harus pekerjanya di-train. Karena kebanyakan ini dasar pendidikannya sejarah, hukum, perawat," ungkap Luhut.

Bicara soal keterampilan dan teknologi, Luhut bilang, sudah ada program pertukaran teknologi dengan China. Misalnya saja di Morowali, talenta lokal dikirim ke China untuk dilatih. Harapannya, saat kembali ke Indonesia sudah memiliki keterampilan yang mumpuni.

"Teknologi ini anak muda kita kirim Tiongkok selama dua tahun, kita bicara metodologi, recycling, itu ada di Morowali. Tim saya akan ke sana besok melihat mereka apa yang didapat untuk jadi sebuah technology transfer," kata Luhut.



Simak Video "Di Aturan Baru, Posisi untuk Pekerja Asing Makin Banyak"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads