Anggota Komisi VII DPR Fraksi Partai Demokrat Muhammad Nasir meminta agar PT PLN (Persero) bersaing di pasar untuk mendapatkan batu bara dalam dua kali rapat. Dia menilai, PLN kesulitan mendapatkan pasokan batu bara karena harus membeli sesuai domestic market obligation (DMO).
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi VII dengan Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin dan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, adik dari Nazaruddin ini mengatakan PLN harus berani bersaing karena komoditas lain sudah naik harganya.
"PLN kalau mau dapat barang saya lihat harus berani bersaing karena semen, PT Semen sudah naikkan harga jadi US$ 90 sementara PLN nggak naik," katanya, Senin (15/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bilang, karena tak mau bersaing, direktur anak usaha sampai mengundurkan diri karena kesulitan mencari batu bara. Sebab, menurutnya, bagi pengusaha batu bara lebih baik ekspor dan membayar denda daripada menjual di dalam negeri atau PLN yang harganya lebih murah.
Pada kesempatan itu, Nasir sampai mengusulkan Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama PLN agar diganti saja.
"Jadi sebenarnya hari ini batu bara primadona, Pak. Jadi Bapak kalau nggak bersaing nonsens dapat batu bara. Udah itu aja. Saya usulkan pimpinan kalau bisa nanti dengan Pak Menteri kita minta Dirut dan Wakil Dirut diganti saja, dicari orang yang bagus yang ngerti berdagang supaya jangan lagi kekurangan," terangnya.
Sehari berikutnya, saat rapat kerja dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif, Nasir masih meminta agar PLN membeli batu bara sesuai dengan harga pasar. Artinya, PLN mesti membeli batu bara dengan harga lebih tinggi.
"Jadi kita minta juga PLN ini juga harus berani bersaing untuk di pasar. Karena harga batu bara kalau PLN tidak naikkan, PLN ini kewalahan nyari batu bara," katanya.
"Karena ekspor sudah bagus, harga lokal sudah bagus, tapi PLN nggak mau naikkan harga, tapi dia berkeras dengan DMO saja, pemilik batu lebih bagus bayar denda daripada jual ke PLN pak," tambahnya.
(eds/eds)