Pemerintahan Amerika Serikat (AS) telah meminta beberapa negara konsumen minyak terbesar di dunia untuk mempertimbangkan melepaskan beberapa cadangan minyak mentah mereka ke pasar global.
Diketahui kalau pemerintahan Joe Biden melakukan ini sebagai upaya untuk menurunkan harga minyak dan merangsang pemulihan ekonomi global.
Melansir dari CNBC, Kamis (18/11/2021), seperti yang sudah diketahui sebelumnya, saat ini harga minyak global telah menyentuh level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir pada akhir Oktober.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan harga minyak mentah ini terjadi karena permintaan minyak telah pulih lebih cepat dari laju pasokan.
Sebelumnya guna mengatasi masalah ini, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, telah menambahkan kapasitas ekspor sebanyak 400.000 barel per hari ke pasar setiap bulan.
Namun mereka telah menolak Biden untuk lebih meningkatkan kapasitas ekspor minyak mentah ini ke pasar global. Sebab, hingga kini jumlah produksi minyak mentah global ini masih kurang bila dibandingkan dengan permintaannya.
Karena hal itu lah dalam beberapa pekan terakhir, Biden dan para anak buahnya telah meminta beberapa negara sekutu AS termasuk Jepang, Korea Selatan dan India, serta dengan China untuk mempertimbangkan melepaskan beberapa cadangan minyak mentah mereka ke pasar global.
Namun negosiasi semacam itu masih belum diselesaikan dan juga belum ada keputusan akhir yang dibuat tentang apakah mereka akan melakukan tindakan ini atau mencari alternatif lainnya untuk menurunkan harga minyak ini.
Saat dimintai keterangan, Gedung Putih menolak mengomentari rincian dari ini percakapan tertentu dengan negara lain.
"Tidak ada keputusan yang dibuat," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
"Berbicara dengan konsumen energi lain untuk memastikan pasokan energi global dan harga tidak membahayakan pemulihan ekonomi global. Tidak ada yang perlu dilaporkan selain percakapan yang sedang berlangsung dan kami mempertimbangkan berbagai alat jika dan kapan tindakan diperlukan," jelasnya lagi.
(zlf/zlf)