Nah belum lama ini, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan jika pemerintah sedang menggodok aturan untuk penggantian penggunaan LPG dengan gasifikasi batu bara atau DME (Dimethyl Ether) untuk kebutuhan rumah tangga seperti memasak.
Bahlil menyebutkan rencana ini akan berjalan pada 2022 yaitu menggandeng Pertamina dengan PT Bukit Asam dan air product dengan pengusaha nasional membangun DME.
Sementara itu PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu perusahaan yang akan menggarap DME menjelaskan terkait dengan harga nantinya sesuai dengan kebijakan pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini penentuan harga DME masih dalam tahap kajian yang tentunya akan disesuaikan dengan kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah terkait distribusi DME," kata Corsec Subholding Commercial and Trading Pertamina, Irto Ginting.
Total investasi untuk DME ini disebut US$ 13 miliar-15 miliar atau sekitar Rp 185 triliun-Rp 214 triliun untuk hilirisasi terhadap batubara low kalori. Peralihan LPG ke DME disebut dilakukan untuk mengurangi impor.
"Ini yang akan kita lakukan karena kita tahu impor kita sampai dengan sekarang itu 5,5-6 juta, ini cadangan devisa kita keluar kalau kita begini terus. Itu tidak kurang dari Rp 55-Rp 70 triliun. Maka kita akan perlahan-perlahan mengurangi impor LPG kita dan kita gantikan dengan DME," jelasnya.
Simak Video "Video: Polisi Gerebek Lokasi Pengoplosan LPG di Badung Bali, 1 Orang Ditangkap"
[Gambas:Video 20detik]
(das/zlf)