Jokowi Kesal ke Pertamina dan PLN: Banyak yang Antre Investasi, Tapi Ruwet!

Jokowi Kesal ke Pertamina dan PLN: Banyak yang Antre Investasi, Tapi Ruwet!

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 22 Nov 2021 11:30 WIB
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur keras PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero). Hal itu terjadi saat komisaris dan direksi kedua perusahaan itu dipanggil 16 November 2021 lalu.

Dalam kesempatan itu, Jokowi kesal karena ruwetnya berinvestasi di Pertamina dan PLN. Padahal banyak yang ingin dan sudah mengantre berinvestasi dua BUMN tersebut.

"Yang berkaitan dengan investasi. Saya melihat sebetulnya investasi yang ingin masuk ke Pertamina, ke PLN, ini ngantre dan banyak sekali. Tapi ruwetnya, ruwetnya itu ada di birokrasi kita dan juga ada di BUMN kita sendiri," kata Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Senin (22/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi heran kenapa bisa menjadi berbelit-belit. Menurutnya urusan tersebut tidak perlu ruwet. Jokowi pun mengaku sangat ingin marah saat tahu hal tersebut.

"Saya ini orang lapangan, saya ini kadang-kadang pengin marah untuk sesuatu yang saya tahu, tapi kok sulit banget dilakukan, sesuatu yang gampang, tapi kok sulit dilakukan, kok nggak jalan-jalan," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Jokowi meminta agar BUMN tidak mempersulit masuknya investasi. Dia berharap semua arahan yang disampaikannya kepada jajaran direksi dan komisaris Pertamina maupun PLN dapat ditindaklanjuti di lapangan dan bisa diimplementasikan.

Jika terdapat kendala, Jokowi mempersilahkan untuk disampaikan kepada dirinya, namun sedapat mungkin disampaikan terlebih dahulu kepada menteri yang bersangkutan. Jika masih buntu baru disampaikan kepadanya.

"Kalau ada persoalan-persoalan yang memang mentok, besar dan ada politisnya, silahkan, saya buka pintu saya, jam berapa pun. Kalau ada hal yang besar, yang mungkin perlu ada dukungan politis, saya bisa sampaikan, 'oke jalan terus, saya di belakangmu'. Itu," tambahnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Arahan Jokowi tidak hanya mengenai birokrasi investasi, garis besar lainnya yakni perubahan global yang sangat drastis. Menurutnya perubahan itu akan berdampak langsung kepada PLN dan Pertamina yang saat ini masih menggunakan bahan bakar fosil.

"Misalnya PLN ini penggunaan batu baranya masih sangat besar sekali. Pertamina juga bisnisnya berada pada posisi bisnis minyak dan gas yang mau tidak mau itu juga akan terkena imbasnya kalau ke depan itu mengarahnya semua ke mobil listrik, yang saya pastikan akan segera dimulai di Eropa dan negara-negara lainnya," jelasnya.

Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan semua pihak harus betul-betul bersiap-siap menghadapi perubahan tersebut. Dia menegaskan bahwa transisi energi tidak bisa ditunda-tunda.

Dia memerintahkan agar Pertamina dan PLN memiliki perencanaan secara konkret mengenai apa saja yang harus mulai disiapkan, mulai dari perencanaan tahun depan hingga jangka panjang. Perencanaan tersebut harus dibuat sedetail mungkin.

"Bukan hanya makronya tetapi detail rencana itu ada, di Pertamina ada, di PLN juga ada. Harus ada, dan waktu yang masih, rentang waktu yang masih ada ini, ya gunakan sebaik-baiknya untuk memperkuat pondasi menuju ke transisi tadi," tambahnya.

PLN dan Pertamina juga diminta bersungguh-sungguh dalam melaksanakan transisi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Sebab, itu yang saat ini terjadi di dunia.

Dia juga meminta pekerjaan dan penugasan yang dilaksanakan oleh perusahaan pelat merah tersebut dapat dikerjakan dengan baik, karena pada dasarnya penugasan yang diberikan adalah demi kepentingan negara.


Hide Ads