Arahan Jokowi tidak hanya mengenai birokrasi investasi, garis besar lainnya yakni perubahan global yang sangat drastis. Menurutnya perubahan itu akan berdampak langsung kepada PLN dan Pertamina yang saat ini masih menggunakan bahan bakar fosil.
"Misalnya PLN ini penggunaan batu baranya masih sangat besar sekali. Pertamina juga bisnisnya berada pada posisi bisnis minyak dan gas yang mau tidak mau itu juga akan terkena imbasnya kalau ke depan itu mengarahnya semua ke mobil listrik, yang saya pastikan akan segera dimulai di Eropa dan negara-negara lainnya," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan semua pihak harus betul-betul bersiap-siap menghadapi perubahan tersebut. Dia menegaskan bahwa transisi energi tidak bisa ditunda-tunda.
Dia memerintahkan agar Pertamina dan PLN memiliki perencanaan secara konkret mengenai apa saja yang harus mulai disiapkan, mulai dari perencanaan tahun depan hingga jangka panjang. Perencanaan tersebut harus dibuat sedetail mungkin.
"Bukan hanya makronya tetapi detail rencana itu ada, di Pertamina ada, di PLN juga ada. Harus ada, dan waktu yang masih, rentang waktu yang masih ada ini, ya gunakan sebaik-baiknya untuk memperkuat pondasi menuju ke transisi tadi," tambahnya.
PLN dan Pertamina juga diminta bersungguh-sungguh dalam melaksanakan transisi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Sebab, itu yang saat ini terjadi di dunia.
Dia juga meminta pekerjaan dan penugasan yang dilaksanakan oleh perusahaan pelat merah tersebut dapat dikerjakan dengan baik, karena pada dasarnya penugasan yang diberikan adalah demi kepentingan negara.
(ara/ara)