Kemandirian untuk Papua Jika Tambang Freeport Tak Lagi Ada

Kemandirian untuk Papua Jika Tambang Freeport Tak Lagi Ada

Mustiana Lestari - detikFinance
Jumat, 03 Des 2021 11:41 WIB
Kakao jadi salah satu hasil tani andalan di Papua. Tak sedikit warga di daerah itu yang kini menggantungkan hidupnya dari bertani kakao. Ini kisahnya.
Foto: Grandyos Zafna

Kontrak Tambang Freeport Berakhir 2041

Pemberdayaan masyarakat dibangun Freeport puluhan tahun agar masyarakat Papua semakin mandiri. Namun tambang terbuka Grasberg telah tutup pada 2020 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditambah lagi, Jokowi hanya memperpanjang kontrak tambang Freeport hingga 2041 dan masih belum diketahui rencana selanjutnya.

"Setelah 2041 gimana keputusan hanya ada di Freeport dan juga keputusan dari pemerintah," kata Kepala Teknik Tambang, Carl Tauran.

ADVERTISEMENT
FreeportKepala Teknik Tambang, Carl Tauran. Foto: Grandyos Zafna

Menyikapi hal ini, pemberdayaan bukan hanya bertujuan memberikan dukungan ekonomi dan menyejahterakan, melainkan juga memupuk kemandirian dan wirausaha.

Hal ini terlihat dari cara memberdayakan suku Amungme dan Kamoro yang bermigrasi menjadi peternak telur. Selain memberikan pendampingan, pelatihan, dan dukungan modal, Freeport juga melatih pola pikir berbisnis untuk masyarakat Papua.

"Sehingga ke depan kita tidak hanya meminta ke Freeport atau pemerintah tetapi mereka bisa tahu cara lebih untung," imbuh Devia Mom, Ketua Yayasan Jaya Sakti Mandiri yang bermitra dengan Freeport dalam pemberdayaan ekonomi.

Untuk melatih entrepreneur, pendampingan dilakukan dengan menilai betapa berharga satu telur Rp 1000 yang jika dikumpulkan terus menerus bisa menghasilkan jutaan rupiah. Selain di sektor pertanian, kemandirian para nelayan Suku Kamoro juga mulai dibangun. Caranya dengan memberikan pelatihan membuat perahu fiber hingga memasang motor tempel

"Target kita di tahun 2020-2023 kita bisa memiliki nelayan dengan kemandirian dengan menjual sendiri dan memproduksi sehingga menghasilkan keuangan keluarga untuk nelayan lokal kita," ungkap Sofi Tapilato sebagai penanggung jawab program perikanan PTFI.

Sementara itu, Director Development and Community Relationship PTFI, Claus Wamafma, mendorong anak-anak muda Papua untuk lebih percaya diri karena akses dan kesempatan semakin terbuka lebar. Kuncinya, menurut direktur asli Papua ini, adalah mau belajar dan menyesuaikan diri dengan segala tantangan.

"Kita punya banyak kesempatan dan peluang untuk menjadikan diri kita lebih baik lebih maju dan peluang itu ada di tempat ini di tanah Papua. Kita menunjukkan ke semua orang bahwa kita bisa, torang bisa, jadi teman-teman yang di tanah Papua ada banyak kesempatan, baik di bisnis, pendidikan olahraga, budaya ada banyak sekali kesempatan bisa bersaing," tegas alumnus ITB ini.

FreeportDirector Development and Community Relationship PTFI, Claus Wamafma Foto: Grandyos Zafna

Oleh karena itu, kata Claus, ujung dari pemberdayaan ini adalah kemandirian. Bukan hanya maju bersama Freeport, melainkan juga dengan kerja sama Pemda dan stakeholder lainnya.

"Kami berharap program yang dilakukan 5 dekade bisa berkelanjutan ini menjadi tantangan dan tentu memberikan manfaat dan nilai tambah bagi masyarakat di sekitar area operasi kita. Kami tidak akan berhasil di tengah masyarakat yang gagal. Kami terus bersama-sama dengan pemangku kepentingan ada keberlanjutan dari program yang kami lakukan," tukasnya.

Tim detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang.


(mul/ara)

Hide Ads