Bos Saudi Aramco Ingatkan Setop Energi Fosil Bisa Bikin Rusuh Dunia

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 07 Des 2021 08:44 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta -

Kepala Eksekutif Saudi Aramco, Amin Nasser mendesak para pemimpin dunia untuk terus berinvestasi di bahan bakar fosil. Bos produsen minyak terbesar di dunia itu berasumsi bahwa dunia bisa beralih ke energi bersih dalam semalam adalah logika berfikir yang sangat cacat.

Nasser dalam sambutannya di Kongres Minyak Dunia di Houston, Texas, mengklaim bahwa transisi ke bahan bakar yang lebih bersih terlalu cepat dapat memicu inflasi yang tidak terkendali dan gejolak sosial, dan pada akhirnya mengubah target emisi negara untuk mengekang polusi karbon.

"Saya mengerti, mengakui secara terbuka bahwa minyak dan gas akan memainkan peran penting dan signifikan selama transisi dan seterusnya akan sulit bagi sebagian orang," kata Nasser selama konferensi yang berfokus pada strategi dan teknologi rendah karbon, disadur detikcom dari CNBC, Selasa (7/12/2021).

"Tetapi mengakui kenyataan ini akan jauh lebih mudah daripada berurusan dengan kerawanan energi, inflasi yang merajalela, dan kerusuhan sosial karena harga menjadi sangat tinggi, dan melihat komitmen net-zero (nol emisi karbon) oleh negara-negara mulai terurai," lanjutnya.

Pernyataan Nasser terucap di tengah meningkatnya tekanan pada industri minyak dan gas untuk membatasi eksplorasi dan produksi bahan bakar fosil dan beralih ke pengembangan energi terbarukan, karena negara-negara menetapkan target pengurangan emisi karbon baru untuk memerangi perubahan iklim.

Badan Energi Internasional pada bulan Mei memperingatkan bahwa investasi dalam proyek minyak dan gas baru harus segera dihentikan. Tujuannya agar dunia mencapai nol emisi karbon pada tahun 2050 dan menghindari konsekuensi terburuk dari perubahan iklim.

Menjaga suhu global agar tidak melebihi 1,5 derajat Celcius dari pemanasan mendesak dunia untuk memangkas emisi gas rumah kaca hampir setengahnya dalam dekade berikutnya dan mencapai nol emisi karbon pada tahun 2050, menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim.




(toy/eds)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork