Harga LPG nonsubsidi naik. PT Pertamina (Persero) beralasan kenaikan itu untuk merespons harga contract price Aramco (CPA) LPG yang terus naik pada 2021.
"Besaran penyesuaian harga LPG nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5% berkisar antara Rp 1.600-2.600 per kg. Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan fairness harga antar daerah," kata Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting kepada detikcom, Minggu (26/12/2021).
Kenaikan itu dikeluhkan oleh ibu-ibu kalangan menengah atas yang menggunakan gas ukuran 5,5 kg hingga 12 kg di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibu rumah tangga bernama Shinta (50) mengaku pusing dengan kenaikan harga LPG nonsubsidi. Pasalnya, keputusan itu dibarengi dengan harga sejumlah komoditas yang ikut naik seperti minyak goreng, telur, hingga cabai.
"Pusing saya, jujur aja. Apa-apa naik sekarang. Masih pandemi ini lho, bukan masyarakat bawah aja yang susah, kayak kita menengah begini juga sulit," tuturnya kepada detikcom ditemui di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan.
Bahkan Shinta berencana beralih ke tabung gas elpiji 3 kg jika kenaikan LPG nonsubsidi terlalu signifikan. Saat ini dirinya masih memakai tabung gas ukuran 12 kg.
"Ya bisa saja saya ganti ke 3 kg kalau naik lagi. Sekarang saja sudah Rp 160 ribu, kalau harganya sampai Rp 200 ribu mending saya ganti lah ke yang (tabung) 3 kg," kata Shinta.
Kenaikan LPG nonsubsidi juga dikeluhkan ibu lainnya bernama Sari. Saking pusingnya dengan kebutuhan dapur yang semakin banyak naik, dia mengaku akan libur masak saja.
"Kalau benar (LPG nonsubsidi) naik, mau libur masak aja saya, beneran. Mending beli makanan mateng," ujarnya.
Simak juga video 'Indonesia Targetkan 2030 Setop Impor BBM-LPG':
Berlanjut ke halaman berikutnya.