Menuju Tiga Dekade, Ini Sejarah Tambang Emas di Kaki Gunung Salak

Menuju Tiga Dekade, Ini Sejarah Tambang Emas di Kaki Gunung Salak

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Senin, 10 Jan 2022 15:22 WIB
Pengolahan Emas Antam di Gunung Pongkor
Foto: detikcom
Jakarta -

Tambang emas Gunung Pongkor di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) sudah berumur hampir tiga dekade sejak beroperasi 1994. Tambang emas yang dikelola oleh perusahaan plat merah PT Aneka Tambang Tbk (Antam) ini dulunya diklaim menjadi tambang emas terbesar di Pulau Jawa.

Berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP), luas areal tambang Pongkor mencapai 6.047 hektare yang sebagian besar berada di kawasan hutan lindung dan konservasi. Tambang emas ini pun harus beroperasi dengan sistem penambangan tertutup atau penggalian di bawah tanah.

Tim detikcom beberapa waktu lalu berkesempatan mengunjungi langsung tambang emas di kaki Gunung Salak yang sudah melegenda ini. Ternyata, meski hanya berjarak sekitar 90 kilometer dari Jakarta, setidaknya butuh 4 jam lebih perjalanan menuju kawasan Gunung Pongkor, Bogor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya, secara administrasi Gunung Pongkor ini masuk wilayah Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor tepatnya di Barat Daya. Tambang emas Pongkor ini terletak pada ketinggian 500-1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Menurut General Manager Unit Bisnis Pertambangan Emas Antam Muhidin, sejarahnya tambang emas ini ditemukan pada 1974 oleh geologis Antam yang melakukan kegiatan eksplorasi berhasil menemukan base metal.

ADVERTISEMENT

"Nah kemudian dilakukan lah eksplorasi detail, dan pada akhirnya pada tahun 1992 mulai dilakukan konstruksi atau pembangunan di Pongkor ini, mulai dari development tambang dan pabrik, seperti pembangunan jalan sepanjang 12 km dari pusat Kecamatan Nanggung menuju areal tambang," ujarnya kepada detikcom baru-baru ini.

Selang dua tahun tepatnya pada tahun 1994, dilakukan commissioning atau uji coba pabrik pengolahan emas, dan kemudian Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Emas PT Antam Tbk pun resmi menjadi salah satu bisnis Antam.

"Jadi di sini Antam melakukan eksplorasi ini sendiri, oleh tenaga-tenaga ahli kita sendiri, dan selama proses produksi hingga proses eksploitasi kita lakukan sendiri oleh Antam," ungkapnya.

Pengolahan Emas Antam di Gunung PongkorPengolahan Emas Antam di Gunung Pongkor Foto: detikcom

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Muhidin mengungkapkan kapasitas produksi UBP Emas pada awal-awal mencapai 1 ton emas per tahun. Kemudian pada tahun 2000-an naik hingga 3-5 ton atau 3.000-5.000 kg emas. Menurutnya, berdasarkan hasil eksplorasi total cadangan emas yang visible saat itu diperkirakan mencapai 80 ton. Sementara di tahun ini Antam menargetkan produksi emas 1 ton per tahun.

Lebih lanjut, Muhidin mengungkapkan bahwa saat ini timnya di Antam terus melakukan eksplorasi pencarian cadangan baru.

"Saat ini unit eksplorasis Unit Geomin & Technology Development masih aktif melakukan eksplorasi, dan dari eksplorasi terakhir yang sudah dihitung, kita ada yang namanya sumber daya, sumber daya emas kita ini masih ada untuk beberapa tahun ke depan," ungkapnya.

Untuk diketahui, Izin Usaha Pertambangan (IUP) Antam di Pongkor akan berakhir di 2031. Antam memastikan akan melakukan eksplorasi kembali untuk menemukan cadangan baru di Gunung Pongkor yang dilakukan secara paralel dengan produksi.

detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. Detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di jelajahtambang.detik.com.



Simak Video "Kontribusi PT Antam Terhadap Kegiatan Masyarakat Gunung Pongkor"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads