Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji akan menekan harga minyak dan gas hingga BBM. Ia meyakini bisa meredakan dampak dari kenaikan harga energi untuk warga AS.
"Mempertahankan kebebasan akan membutuhkan biaya. Saya ingin membatasi rasa sakit yang dirasakan orang-orang Amerika di pom bensin. Ini sangat penting bagi saya," kata Biden, dikutip dari CNN, Kamis (24/2/2022).
Belakangan ini harga minyak dan bensin tengah mengalami lonjakan. Hal tersebut disebabkan oleh sengitnya geopolitik antara Rusia-Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusia adalah produsen dan pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia, dengan 5 juta barel per hari dikirim ke luar negeri. Itu kira-kira 12% dari perdagangan minyak mentah global, menurut Badan Energi Internasional. Masalah negara itu dengan Ukraina membuat kewaspadaan pasokan minyak dunia.
Masalah pasokan dari Rusia akan mudah menaikkan harga minyak mentah menjadi US$ 120 per barel, demikian kata JPMorgan. Minyak Brent telah melonjak menjadi US$ 99,50 per barel.
Salah satu upaya yang telah dilakukan Biden di tengah tingginya harga minyak dan gas, menggelontorkan 50 juta barel. Angka itu biasanya digunakan untuk 12 jam penggunaan minyak global.
Harga minyak turun menjelang pengumuman itu. Namun itu tidak bisa terus menerus dilakukan karena jumlah minyak yang terbatas dalam cadangan darurat. Setiap pelepasan menyisakan lebih sedikit barel untuk keadaan darurat berikutnya.
Salah satu opsi yang sering dibahas adalah pelarangan ekspor minyak AS untuk melindungi AS dari gejolak global. Meskipun itu mungkin terasa baik, pakar industri telah memperingatkan langkah seperti itu kemungkinan akan menjadi bumerang bagi konsumen AS.
Itu karena minyak adalah komoditas yang diperdagangkan secara global. Mengambil barel AS dari pasar dunia akan menaikkan harga dunia.
Selain itu, pelarangan ekspor minyak hanya akan membuat sekutu AS di Eropa dan di tempat lain lebih bergantung pada barel dari Rusia.
Opsi lainnya adalah memangkas pajak energi. Awal bulan ini, Senator Demokrat Mark Kelly dan Maggie Hassan memperkenalkan undang-undang yang akan berusaha menghilangkan 18 sen per galon pajak gas federal hingga 1 Januari.
(das/das)