General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung, I Gede Agung Sindu Putra menjelaskan gardu distribusi yang dioperasikan pihaknya berkapasitas 200 kilo volt ampere (KVA) dengan jaringan listrik tegangan menengah 20 KV. Jaringan ini menurutnya akan memasok listrik ke Pulau Pasaran, Bandar Lampung.
Ia menilai pembangunan infrastruktur kelistrikan di Pulau Pasaran sangat sesuai dengan misi PLN yaitu menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Sekaligus mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Ia mengungkap pihaknya mengeluarkan biaya investasi dari anggaran PLN sekitar Rp 580 juta untuk membangun infrastruktur di Pulau Pasaran ini.
"Beroperasinya jaringan listrik tegangan menengah 20 KV dan Gardu Distribusi yang dipasang berkapasitas dua kali dari beban yang ada yaitu 200 KVA, diharapkan juga dapat membuka peluang investasi di Pulau Pasaran," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (17/3/2022).
Ketua RT 09 Pulau Pasaran, Said Bin Radi menjelaskan Pulau Pasaran dihuni oleh sekitar 374 kepala keluarga yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan buruh nelayan. Ia mengaku sangat bersyukur dan mengapresiasi PLN yang telah merealisasikan pembangunan gardu listrik di wilayahnya.
Menurutnya, keandalan pasokan listrik ini sangat mempengaruhi produktivitas masyarakat Pulau Pasaran, khususnya pada usaha ikan teri.
"Dengan adanya gardu listrik ini, kami dapat membuat alat cold storage atau tempat penyimpanan ikan dalam ruang kamar dingin sehingga ikan bisa tetap segar," kata Said.
Senada dengan Said, Ketua RT 010 Pulau Pasaran Suhaidi menyebutkan ke depannya masyarakat Pulau Pasaran akan memanfaatkan listrik sebaik-baiknya. Terutama jika ada fasilitas cold storage untuk mendukung perekonomian yang ada di wilayah ini.
"Saya mewakili masyarakat Pulau Pasaran mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan pada saat ini telah direalisasikan oleh PLN yaitu pemasangan gardu yang ada di Pulau Pasaran," ujar Suhaidi.
Sementara itu, Ketua Kelompok Pengolah Ikan di Pulau Pasaran Toto Heriyanto memaparkan ada lima kelompok pengolah ikan di Pulau Pasaran, dua kelompok budi daya dan satu kelompok pengolah produk turunan yang bahan dasarnya dari ikan teri.
"Kami selaku pengolah ikan sangat bersyukur dan berterima kasih kepada PLN, berkat kolaborasi yang baik bersama Pemprov Lampung dan Pemkot Bandar Lampung, mudah-mudahan dengan adanya pembangunan gardu listrik ini akan memberikan manfaat khususnya bagi kami pelaku usaha di perikanan," harapnya.
Toto menjelaskan sebelumnya kelompok pengolah ikan teri di Pulau Pasaran mengajukan permohonan bantuan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan agar dibangunkan cold storage dan blower.
Lebih lanjut, ia menerangkan cold storage digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan nelayan yang berlimpah, sehingga ikan dapat disimpan dengan kualitas yang tetap terjamin. Sementara blower berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pengeringan jika cuaca tidak mendukung.
"Terkait adanya rencana bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu berupa cold storage, dengan adanya pembangunan gardu listrik ini, menjadi momen yang sangat tepat karena cold storage butuh daya yang besar dan stabil, sehingga kami berharap bantuan cold storage dapat direalisasikan tahun depan," imbuh Toto.
Sebagai informasi, jumlah produksi ikan teri yang dihasilkan dari Pulau Pasaran cukup besar. Rata-rata produksi ikan teri per pengolah mencapai 100 kg ikan teri dalam satu hari. Diketahui Pulau Pasaran memiliki 40 pengolah ikan yang aktif sehingga total produksi ikan teri bisa mencapai sekitar 3 hingga 4 ton per hari atau 60 hingga 80 ton dalam 20 hari kerja.
(ega/hns)