Senator Republik Amerika Serikat (AS) pada Kamis (17/3) memperkenalkan undang-undang untuk melarang impor uranium dari Rusia sebagai hukuman kepada Moskow atas invasinya ke Ukraina.
RUU itu muncul ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang telah mempertimbangkan sanksi terhadap perusahaan tenaga nuklir Rusia, Rosatom. Ternyata, Rosatom juga pemasok utama bahan bakar dan teknologi untuk pembangkit listrik di seluruh dunia.
"Meski melarang impor minyak, gas, dan batu bara Rusia merupakan langkah pentijakartang, itu tidak bisa menjadi yang terakhir," kata Senator AS John Barrasso, dikutip dari Reuters, Jumat (18/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam RUU tersebut, Barrasso juga mewakili negara bagian yang memperoleh manfaat dari pertambangan uranium AS yaitu Wyoming.
"Melarang impor uranium Rusia akan lebih lanjut menggunduli mesin perang Rusia, membantu menghidupkan kembali produksi uranium Amerika, dan meningkatkan keamanan nasional kami," tambahnya.
AS sendiri memiliki lebih dari 90 reaktor nuklir dan sangat bergantung pada impor uranium. Pada tahun 2020, sebanyak 16% uranium di AS berasal dari impor Rusia.
Terlebih lagi, Rusia juga memasok bahan bakar yang sangat bermanfaat yaitu uranium uji rendah (HALEU) yang bisa dipergunakan sebanyak 20% dan rencananya akan dikembangkan akhir dekade ini atau tahun 2030-an.
Nampaknya jika RUU tadi sudah diberlakukan, AS perlu bergerak lebih cepat dalam mengembangkan kapasitas uranium yang lebih besar untuk memasok HALEU.
"Saya pikir sangat penting bagi kita untuk menyapih diri kita sendiri. dari sumber bahan bakar kritis kami yang tidak stabil dan tidak dapat dipercaya, termasuk uranium," kata pejabat senior di Departemen Energi AS, Kathryn Huff.
(dna/dna)