Pasokan dari Rusia Turun 9%, China Impor Minyak dari Arab Saudi Lagi

Pasokan dari Rusia Turun 9%, China Impor Minyak dari Arab Saudi Lagi

Iffa Naila Safira - detikFinance
Senin, 21 Mar 2022 10:23 WIB
Ilustrasi sektor migas
Foto: Ilustrasi Migas (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)
Jakarta -

Arab Saudi kembali menduduki tempatnya sebagai pemasok minyak mentah utama China dalam dua bulan pertama pada tahun 2022 setelah dilompati Rusia pada bulan Desember 2021. Hal ini bisa terjadi lantaran impor minyak Rusia yang dibatasi membuat pengirimannya menjadi turun 9%.

Dikutip dari Reuters, Senin (21/3/2022) data dari Administrasi Umum Kepabeanan China yang keluar pada hari Minggu kemarin, menunjukkan jumlah impor dari Arab Saudi mencapai 14,61 juta ton pada Januari-Februari, setara dengan 1,81 juta barel per hari (bph), angka ini menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yang sebanyak 1,86 juta bph.

Jika dibandingkan antara Arab Saudi dan Rusia pada periode yang sama yaitu dua bulan pertama di 2021, terlihat impor dari Rusia masih kalah dengan Arab Saudi. Pada periode tersebut Rusia mengirim pasokan minyaknya ke China sebanyak 12,67 juta ton atau 1,57 juta barel per hari, sedangkan Arab Saudi mencapai 1,72 juta barel per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat penurunan impor ini Rusia merasa sangat terpukul, lantaran pelanggan andalannya dari China untuk minyak mentah jenis ESPO dilarang keras oleh pemerintah China untuk tidak lagi meminta atau melakukan perdagangan dengan Rusia.

Pemerintah China juga memotong batch pertama dari tunjangan impor minyak mentah pada tahun 2022, yang bertujuan menghilangkan kapasitas untuk penyulingan yang tidak efisien.

ADVERTISEMENT

Apabila melihat data bea cukai China yang dikeluarkan hari Minggu (20/3) kemarin, ada 259.937 ton minyak mentah dari Iran yang tiba di China pada Januari, namun diketahui angka impor ini masih sama seperti angka impor yang masuk pada Desember 2021.

Data resmi China juga menunjukkan tidak ada impor dari negara Venezuela yang juga berada di bawah sanksi AS, pada Januari dan Februari 2022.

Simak juga 'AS Sebut Rusia Minta Bantuan China, Beijing: Jangan Perburuk Situasi':

[Gambas:Video 20detik]



(dna/dna)

Hide Ads