Sejumlah strategi disiapkan SKK Migas untuk menggenjot produksi minyak yang anjlok. Apalagi, anjloknya produksi dipicu oleh penghentian produksi secara tidak terencana (unplanned shutdown) kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) besar.
Sebagaimana diketahui, lifting minyak pada kuartal I 2022 sebesar 611,7 ribu bopd atau 87% dari target 703 ribu bopd.
Direktur Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan, unplanned shutdown itu beberapa di antaranya terjadi di KKKS besar seperti PHR, EMCL dan BP. Dia bilang, salah satu cara yang ditempuh untuk menutup produksi ialah menambah pengeboran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Usaha-usaha lain tentu saja tadi disampaikan dalam hal menduakalilipatkan pengeboran-pengeboran kita," katanya dalam konferensi pers, Jumat (22/4/2022).
Baca juga: Produksi Migas RI Anjlok, Ini Biang Keroknya |
"Di Rokan akan menambah rig dari 19 akan menjadi 23, ditambah 3 lagi akan menjadi 26. Diharapkan sampai akhir tahun bisa catchup bisa recovery, bisa menutup kekurangan-kekurangan yang terjadi di kuartal pertama ini," paparnya.
Proyek-proyek yang berjalan juga akan dipercepat. Selain itu, sisa-sisa stok yang tersedia juga akan dikuras.
"Kita masih sedikit punya stok yang nanti akan kita kuras juga untuk meningkatkan target lifting kita," tambahnya.
Dia menuturkan, produksi saat ini masih 30 ribu barel per hari dari angka teknis seharusnya. Dia berharap, dengan berbagai langkah dari penambahan pengeboran hingga percepatan proyek bisa menambah produksi dan lifting minyak.
"Produksi di 623 (ribu bopd) itu masih 30 ribu bopd di bawah target yang seharusnya angka teknis di 654 (ribu bopd). Awal tahun sudah kurang 20 ribu, kena unplanned shutdown itu impactnya sampai hari ini 3 bulan pertama ini ytd bisa berkurang 10 ribu bopd. Jadi totalnya masih berkurang 30 ribu," paparnya.
(acd/dna)