2. Listrik di Singapura Paling Mahal
Di Malaysia, penerapan tarif listrik untuk pelanggan domestik berlaku progresif. Semakin besar penggunaan listriknya, maka akan semakin mahal tarif listrik yang dibayarkan per kWh-nya.
Untuk pemakaian 200 kWh pertama (1-200 kWh) akan dikenai tarif sebesar 21,80 sen ringgit atau sekitar Rp 719,4/kWh (asumsi kurs Rp 3.300). Kemudian, pemakaian paling besar yakni 901 kWh ke atas dikenakan tarif 57,10 sen/kWh atau sekitar Rp 1.884,3/kWh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarif progresif ini juga berlaku di Thailand. Di Negara Gajah Putih, untuk pemakaian 15 kWh pertama (0-15 kWh) dikenakan US$ 0,08/kWh atau sekitar Rp 1.176/kWh (asumsi kurs Rp 14.700). Untuk 10 kWh berikutnya (16-25 kWh) sebesar US$ 0,10/kWh atau sekitar Rp 1.470/kWh, dan yang paling tinggi ialah pemakaian 400 kWh ke atas dengan tarif yang dikenakan US$ 0,14/kWh atau sekitar Rp 2.058/kWh.
Vietnam juga menerapkan skema serupa untuk pelanggan golongan rumah tangga. Pemakaian 0-50 kWh dikenakan 1.678 Vietnam dong atau sekitar Rp 1.057,14 (asumsi Rp 0,63). Berikutnya untuk 51-100 kWh sebesar 1.734 Vietnam dong atau sekitar Rp 1.092,42. Tarif paling tinggi ialah untuk 401 kWh ke atas dengan tarif 2.927 Vietnam dong/kWh atau sekitar Rp 1.844,01/kWh
Tarif listrik di Singapura saat untuk periode April hingga Juni 2022 sebesar US$ 27,94 sen atau sekitar Rp 4.107,18/kWh sebelum pajak. Tarif ini naik sebanyak 9,9% atau 2,49 sen dibanding kuartal sebelumnya.
Sementara, tarif listrik di Filipina untuk keseluruhan sebesar 10,4612 peso per kWh atau sekitar Rp 2.887,29/kWh (asumsi kurs Rp 276). Tarif ini baru saja mengalami kenaikan sebesar 0,3982 peso.
Kok bisa Malaysia listriknya murah banget? Rahasianya ada di halaman berikutnya.
Simak Video "Sah! Tarif Listrik Naik, Dirut PLN: Kalau Pindah Daya, Ya Monggo"
[Gambas:Video 20detik]