Ridwan menambahkan sejak tahun 70-an, Indonesia sendiri belum pernah memproduksi atau menghilirkan timah batangan. Jadi perlu ada persiapan yang matang untuk mempersiapkan salah satu perintah Jokowi itu.
"Sejak tahun 70an itu ingot dijual dalam bentuk balok timah, kita belum pernah menghilirkannya, ada tetapi hanya 2% itu saja. Ini yang sekarang kami anitisipasi kami juga mengadakan diskusi-diskusi bagaimana untuk menyiapkan industri atau bagaimana menarik investor untuk menarik industri yang lebih hilir ini," tutur .
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, pada awal tahun ini Jokowi pernah menegaskan bahwa Indonesia akan berhenti mengekspor sumber daya alam (SDA) dalam bentuk bahan mentah. Pemerintah mendorong hilirisasi agar memberikan nilai tambah.
Disebutkan Jokowi, ekspor besi baja pada 2021 mencapai US$ 20,9 miliar atau setara Rp 300 triliun, meningkat dari sebelumnya US$ 1,1 miliar (Rp 15 triliun) pada 2014. Itu karena adanya peningkatan nilai tambah di dalam negeri.
"Oleh sebab itu sudah sering saya sampaikan tidak hanya (ekspor) nikel saja yang akan kita setop. Tahun ini mungkin setop lagi bauksit, tahun depan setop lagi tembaga, tahun depan lagi setop lagi timah, setop lagi emas, tidak ada lagi yang namanya ekspor bahan mentah," tegasnya, Sabtu (29/1/2022).
(hns/hns)