Tauhid juga mengungkap sejumlah risiko jika harga BBM subsidi dinaikan. Pertama, akan meningkatkan tingkat inflasi. "Saat ini sudah kena kenaikan inflasi menjadi 4,35% artinya sekarang dinaikan harga pertalite tentu saja inflasi akan tinggi," lanjutnya.
Kemudian, jika inflasi naik maka pertumbuhan ekonomi negara juga disebut akan melambat. "Kalau inflasi naik, stagflasi juga tumbuh, tetapi kan pemerintah masih punya uang," tutupnya.
Sebagai informasi, Jokowi sebelumnya kembali menyinggung soal kenaikan harga BBM di negara lain. Sementara Indonesia masih melakukan subsidi untuk jenis BBM pertalite. Hal ini disampaikan dalam Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jokowi, pertalite di negara lain sudah menyentuh angka Rp 31.000-an per liter untuk Singapura dan Jerman, sementara Thailand Rp 20.878 per liter. Jokowi pun bertanya saat agenda itu kepada warga, apakah setuju jika harga BBM naik.
"Jangan tepuk tangan dulu, ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat memberi subsidi. Kalau sudah tidak kuat mau gimana lagi ya kan, kalau BBM naik ada yang setuju?," tanya Jokowi.
(dna/dna)