Harga minyak dunia sedang melambung tinggi. Kenaikan harga minyak ini sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini pun bisa memengaruhi harga minyak dalam negeri.
Bahkan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak yang sangat tinggi ini telah mengakibatkan beberapa negara mengalami krisis energi.
Nicke menjelaskan dengan adanya peningkatan harga BBM dan gas, tantangan terberat berada di sektor hilir di mana harga keekonomian produk jadi meningkat tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu pemulihan ekonomi pasca-pandemi dinilai telah berdampak pada meningkatnya mobilitas masyarakat, sehingga tren penjualan BBM dan LPG ikut naik. Bila tren ini terus berlanjut, maka diprediksi Pertalite dan Solar akan melebihi kuota yang ditetapkan Pemerintah.
Oleh karena itu, Pemerintah sedang melakukan revisi dari Perpres No.191 tahun 2014, khususnya mengenai kriteria kendaraan yang berhak menggunakan BBM subsidi. Hal ini jadi salah satu cara untuk menghadapi harga minyak dunia yang tinggi.
Menurut Nicke untuk mengatasi tingginya harga BBM ini, Pertamina harus menjaga kuota BBM bersubsidi agar tidak over kuota. Apalagi berdasarkan data Kementerian Keuangan, sebanyak 40% penduduk miskin dan rentan miskin hanya mengkonsumsi 20% BBM, tetapi 60% teratas mengkonsumsi 80% BBM Subsidi.
Jadi Pertamina harus memastikan bahwa BBM Subsidi dipergunakan oleh segmen masyarakat yang berhak dan kendaraan yang sesuai ketentuan. Untuk saat ini merupakan tahap pendaftaran dan pendataan yang berhak. Karenanya, mulai 1 Juli 2022, Pertamina membuka pendaftaran kendaraan bagi yang berhak mengkonsumsi BBM Bersubsidi.
Pendaftaran dilakukan melalui tiga cara yakni melalui Website subsiditepat.mypertamina.id, aplikasi MyPertamina, dan bisa datang langsung ke SPBU. Adapun implementasi selanjutnya akan mengacu pada peraturan yang dikeluarkan Pemerintah.
"Untuk itu, kita pun harus memastikan ketersediaan BBM dan LPG non subsidi, sehingga masyarakat yang tidak berhak membeli BBM dan LPG subsidi, bisa dengan mudah mendapatkan BBM dan LPG non subsidi," pungkas Nicke.
Hal ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi tingginya harga minyak saat ini.
(fdl/fdl)