Pedagang eceran LPG nonsubsidi mau pikir-pikir lagi untuk menjual Bright Gas 5,5 kg dan Bright Gas/Elpiji 12 kg. Pasalnya harganya naik terus sehingga berpengaruh terhadap penjualan.
Pedagang bernama Elis (41) mengeluhkan adanya kenaikan ini karena harga lama saja jarang orang mau beli. Di warungnya dia menjual Bright Gas/Elpiji 12 kg seharga Rp 185.000, berbeda jauh dengan LPG 3 kg atau gas tabung melon yang dijual seharga Rp 20.000.
"Tau ntar mah nggak jual yang gede kalau naik terus, pada ngeluh, kalau naik terus sampai Rp 200.000 lebih mah siapa yang mau beli. Mending nggak jual sekalian kalau nggak ada yang beli, mending jual yang kecil saja," kata Elis di warungnya daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (11/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Elis mengaku sampai hari ini masih menjual LPG nonsubsidi menggunakan harga lama meskipun PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga per 10 Juli 2022. Pasalnya LPG nonsubsidi di warungnya masih barang lama yang belum terjual sejak Lebaran Idul Fitri.
"Belum naik masih barang lama, kemarin sebelum Lebaran belinya. Udah laku 1, jual Rp 185.000 itu juga pada keberatan apalagi ini Rp 200.000 lebih ya Allah pada berhenti kali (pakai LPG 12 kg)," tuturnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh pedagang bernama Usman (59). Kenaikan LPG nonsubsidi yang terjadi berkali-kali dalam setahun membuat konsumen beralih ke LPG 3 kg, sehingga stok LPG nonsubsidi sengaja dibiarkan kosong.
"Jarang yang beli, biasanya langganan setiap hari ambil 1, sekarang sudah naik harganya Rp 200.000, orang pada pakai ini semua (tunjuk gas melon). Gawat benar ini nggak laku, makanya banyak kosong aku nggak mau isi," tuturnya.
Untuk diketahui, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas LPG nonsubsidi per 10 Juli 2022 di mana Bright Gas 5,5 kg menjadi Rp 100.000 dan Bright Gas/Elpiji 12 kg menjadi Rp 213.000. Harga ini berlaku di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara.
(aid/ara)