Raksasa minyak dan gas (migas) Norwegia, Equinor akan mengakuisisi developer penyimpanan baterai Amerika Serikat (AS), East Point Energy. Aksi korporasi ini akan ditandai dengan penandatanganan perjanjian untuk mengambil 100% saham perusahaan tersebut.
Equinor, produsen utama minyak dan gas itu mengatakan, transaksi tersebut ditargetkan selesai pada kuartal ketiga tahun 2022.
"Penyimpanan baterai akan memainkan peran penting dalam transisi energi karena dunia meningkatkan pangsa energi terbarukan yang terputus-putus," kata Equinor, dilansir melalui CNBC pada Selasa (12/07/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyimpanan baterai adalah kunci untuk memungkinkan penetrasi energi terbarukan berkelanjutan, dapat berkontribusi untuk menstabilkan pasar listrik dan meningkatkan keamanan pasokan," tambahnya.
Baca juga: 'Harta Karun' di Laut Aceh Akhirnya Terkuak |
Equinor juga menambahkan, East Point Energy yang bermarkas di Charlottesville memiliki pipa 4,1 gigawatt dari proyek penyimpanan baterai tahap awal hingga menengah, yang difokuskan di Pantai Timur AS.
Sementara itu, pada Desember 2021 lalu, Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan kapasitas penyimpanan yang terpasang di dunia diproyeksikan melonjak 56% selama lima tahun ke depan, mencapai 270 GW pada tahun 2026.
"Pendorong utama pertumbuhan ini adalah meningkatnya kebutuhan akan fleksibilitas sistem dan penyimpanan di seluruh dunia untuk sepenuhnya memanfaatkan dan mengintegrasikan bagian yang lebih besar dari energi terbarukan variabel ... ke dalam sistem tenaga," tambah IEA.