Uni Eropa meluncurkan rencana pengurangan gas di tengah kekhawatiran terhadap Rusia yang dapat memangkas pasokan secara drastis ke wilayahnya.
Dikutip dari CNN, Kamis (21/7/2022), dalam rencana yang diumumkan Rabu lalu itu menetapkan target bagi 27 negara anggota untuk mengurangi permintaan gas sebesar 15% untuk periode Agustus hingga Maret tahun depan. Pengurangan itu didasarkan pada konsumsi gas rata-rata pada bulan yang sama selama lima tahun sebelumnya.
Rencana tersebut difokuskan pada pembatasan permintaan oleh bisnis dan gedung-gedung publik. Di antara langkah yang diusulkan, Komisi Uni Eropa mendorong industri beralih ke sumber energi alternatif, termasuk batu bara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komisi juga berharap mengesahkan undang-undang baru yang memberi kekuatan untuk memaksa negara-negara bagian mengurangi permintaan gas mereka ketika ada risiko kekurangan gas yang parah atau permintaan yang tinggi.
Pada bulan September, negara-negara harus memperbarui rencana pengurangan gas nasional mereka untuk menunjukkan bagaimana mereka akan memenuhi target baru.
Langkah-langkah tersebut diumumkan karena khawatir perusahaan gas Rusia, Gazprom dapat menolak mengirim gas melalui pipa Nord Stream 1. Nord Stream 1 telah ditutup selama 10 hari terakhir untuk pemeliharaan rutin.
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa penghentian total gas Rusia adalah skenario yang mungkin.
"Rusia memeras kami. Rusia menggunakan energi sebagai senjata," katanya dalam konferensi pers saat mengumumkan rencana baru tersebut.
Pipa tersebut menghubungkan cadangan gas Rusia ke Eropa melalui Jerman. Pipa itu memasok 55 miliar meter kubik gas per tahun atau hampir 40% dari total impor Eropa dari Rusia.
Bulan lalu, Gazprom memotong aliran melalui pipa sebesar 60% dan menyalahkan keputusan Barat yang menahan turbin karena sanksi atas invasi ke Ukraina.
Turbin-turbin itu telah diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Jerman dari Kanada. Tetapi Rusia masih bisa memutuskan untuk menghentikan pasokan. Negara tersebut telah berhenti mengirimkan gas ke beberapa negara Eropa dan perusahaan energi, karena mereka menolak tuntutan Rusia untuk membayar gas dalam rubel.
Pada hari Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Gazprom akan memenuhi kewajibannya memasok gas ke Eropa saat berkunjung ke Iran. Namun, ia mengingatkan pengiriman bisa turun 20% minggu depan jika tidak menerima turbin.
(acd/das)